Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen penyebaran virus Corona (Covid-19) terus menekan harga minyak mentah global. Per Selasa (28/4), harga minyak mentah acuan internasional Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2020 turun 2% ke US$ 19,59 per barel.
Sementara itu, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 anjlok 7,75% ke US$ 11,79 per barel.Meski demikian, penurunan harga minyak dunia tidak selalu berdampak buruk.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai ada beberapa sektor yang bakal diuntungkan dengan pelemahan harga minyak, salah satunya adalah sektor petrokimia (petrochemical). Sebab, turunnya harga minyak dunia turut mengurangi ongkos produksi emiten-emiten tersebut.
Baca Juga: Turun, IHSG menguji kekuatan level 4.500 pada Selasa (28/4) pagi
Pasar pun mengapresiasi dampak penurunan harga minyak terhadap dua saham emiten petrokimia, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Melansir RTI, harga saham BRPT menguat 33,00% dalam seminggu. Bahkan, saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu ini melesat 125% dalam sebulan perdagangan.
Meski tidak seganas induk usahanya, saham TPIA pun mulai bergerak positif. Selama sepekan, saham TPIA menguat 12,06% dan selama sebulan perdagangan saham TPIA menguat 63,43%.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, penurunan harga minyak yang terjadi belakangan turut mendongkrak saham BRPT dan TPIA. Dia mengamini, turunnya harga minyak dunia juga bakal berdampak positif bagi kinerja dua emiten ini.
Baca Juga: IHSG ditutup turun tipis ke 4.506 pada akhir perdagangan sesi I
Terlebih, pemerintah berencana mengurangi impor bahan petrokimia hingga 50% pada tahun 2023 nanti. Saat ini, untuk fasilitas baru polietilen (tambahan 400 KTPA), pemerintah telah memberikan pembebasan pajak 100% selama 10 tahun setelah beroperasi secara komersial dan 50% untuk dua tahun setelah pembebasan pajak 10 tahun.
Selain faktor harga minyak dunia yang melorot, Nafan menilai kenaikan saham BRPT juga didorong oleh sentimen aksi korporasi, yakni pembelian kembali (buyback) saham.
“Jangan lupa ada faktor buyback sehingga harga saham tersebut mengalami penguatan,” tutur Nafan saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/4). Ditambah, secara indikator teknikal saham BRPT banyak menunjukkan sinyal positif.
Baca Juga: Ada perubahan minor konstituen indeks, simak tanggapan analis
Nafan merekomendasikan beli (buy) saham BRPT dengan target harga jangka panjang di level Rp 1.700 per saham. Sementara untuk saham TPIA, Nafan merekomendasikan hold dengan target harga Rp 9.200 per saham.
Pada penutupan perdagangan hari ini, kedua saham ini kompak menguat. BRPT menguat 11,11% ke level Rp 1.350 per saham, sementara TPIA menguat tipis 2,32% ke level Rp 8.825 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News