kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham barang konsumsi menghuni losers indeks LQ45 dan KOMPAS100, simak prospeknya


Senin, 21 Desember 2020 / 20:09 WIB
Saham barang konsumsi menghuni losers indeks LQ45 dan KOMPAS100, simak prospeknya


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Desember 2020, sejumlah saham dari sektor barang konsumsi menghiasi losers indeks LQ45 dan indeks KOMPAS100. Sebut saja PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang turun 7,78% ke level Rp 9.775 per saham per Senin (21/12), lalu PT Gudang Garam Tbk (GGRM) -5,58% menjadi Rp 41.850, dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) -4,38% ke Rp 1.530.

Ada juga PT Kino Indonesia Tbk (KINO) yang terkoreksi 4,12% menjadi Rp 7.290 per saham, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) -3,42% ke level Rp 7.050, dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) -1,61% menjadi Rp 7.625 per saham.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, penurunan saham-saham tersebut sejalan dengan proyeksi kinerja keuangan kuartal IV-2020 yang diprediksi berada di bawah harapan. 

"Daya beli masyarakat yang belum pulih menjadi tekanan pada penjualan emiten yang berada di sektor konsumsi," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (21/12).

Baca Juga: Window dressing menopang IHSG pada Senin (21/12), simak prediksinya untuk besok

Terlebih lagi, pemulihan permintaan global maupun dalam negeri kemungkinan baru akan terlihat pada kuartal II-2021. Hal ini sejalan dengan ketersediaan vaksin yang menjadi pemacu kepercayaan diri konsumen sehingga masyarakat menengah dan menengah ke atas kembali mengeluarkan pendapatannya.

Meskipun begitu, menurut Okie, performa bisnis dan saham sektor barang konsumsi cukup kuat di tengah tekanan bisnis akibat dampak pandemi Covid-19. Prospek pertumbuhan jangka panjang juga masih memiliki ruang.

Oleh karena itu, momentum penurunan ini dapat dijadikan peluang beli oleh investor. "Kuatnya brand dari emiten dan strategi penetrasi pasar yang baik ke depannya dapat menjadi kekuatan emiten-emiten ini," ucap Okie.

Ia merekomendasikan buy UNVR dengan target harga Rp 8.800 per saham, INDF Rp 7.650, dan ICBP Rp 11.800 per saham. Menurut dia, pembelian bertahap dapat menjadi pertimbangan sambil disesuaikan dengan strategi dan tujuan masing-masing investor.

Sementara secara teknikal, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani melihat, enam saham tersebut masih berada pada fase sideways atau downtrend. Belum ada tanda-tanda untuk berbalik menjadi tren naik. "Lebih baik menunggu adanya potensi reversal menuju uptrend," kata Hendriko.

Terlebih lagi, menurut dia, saat ini emiten sektor barang konsumsi masih minim sentimen positif. Oleh karena itu, secara teknikal, ia menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu.

Selanjutnya: IHSG menguat 1% ke 6.165 di akhir perdagangan Senin (21/12), asing catat net buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×