kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Saham Bank Besar Anjlok, Begini Rekomendasi Saham dari Analis


Senin, 09 Mei 2022 / 20:41 WIB
Saham Bank Besar Anjlok, Begini Rekomendasi Saham dari Analis
ILUSTRASI. Nasabah memanfaatkan teknologi CS Digital dan ATM?pada salah satu kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (21/12/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham bank besar berguguran hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada penutupan perdagangan awal pekan ini setelah libur panjang. 

Tumbangnya saham-saham bank besar yang menjadi top losers membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 4,42% ke leve Rp 6.909,75 pada Senin (9/5). 

Berdasarkan data RTI, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sama-sama anjlok hingga ARB sebesar 6,98% ke level  Rp 8.325 dan Rp 4.530.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 6,46% ke level Rp 7.600 dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tergelincir 4,34% ke level Rp 8.825. 

Baca Juga: Sejumlah Saham Big Caps Bertumbangan, Simak Rekomendasi dari Analis

Investor asing mencatat net sell Rp 2,59 triliun di seluruh pasar. Asing melakukan penjualan bersih Rp 1,3 triliun  di saham BBCA, Rp 687 miliar pada BBRI, Rp 131 miliar pada BMRI dan Rp 71,21 miliar pada BBNI.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus  memandang penurunan tajam saham bank-bank besar ini hanya bersifat sementara di tengah tekanan ketidakpastian global yang masih besar."Kehati-hatian masih menjadi hal penting saat ini," katanya pada KONTAN, Senin (9/5).

Ia menekankan, prospek suatu saham tidak bisa hanya dilihat dari keluarnya asing, tetapi juga harus memperhatikan fundamental perbankan. Selama fundamental dalam keadaan yang baik dan solid, dia melihat potensi valuasi untuk jangka panjang masih terbuka lebar. 

Nico memang melihat bahwa tekanan pada saham perbankan ini akan mengikuti ketidakpastian yang tercipta di pasar. Tetapi selama fundamental perusahaan bagus dan pemulihan perekonomian nasional berlanjut, ia menyakini tekanan bisa diredam meski masih butuh waktu. 

Dengan begitu, Nico memperkirakan harga saham bank-bank besar ini akan kembali pulih. Bahkan menurutnya, penurunan ini justru jadi kesempatan yang baik investor untuk melakukan pembelian. Ia pun masih mempertahakan target harganya untuk BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI masing-masing Rp 8.359, Rp 5.199, Rp 9.169, dan Rp 9.191 tahun ini.

Baca Juga: Kino Indonesia Bukukan Pertumbuhan Kinerja pada Kuartal I, Ini Rekomendasi Saham KINO

Sementara Analis Senior CSA Research Intitute Rea Priyambada melihat rontoknya saham-saham big bank  merupakan imbas dari pasar saham global yang memang cenderung mengalami pelemahan seiring dengan berbagai sentimen. 

Sentimen negatif masih mewarnai pasar global mulai dari perang Rusia-Ukraina yang belum usai, kembali merebaknya kasus Covid-19 di berbagai negara, munculnya penyakit hepatitis yang belum diketahui asalnya,  serta penurunan harga komoditas. Ditambah lagi dengan kenaikan suku  bunga The Fed. 

 

Akibatnya, saham-saham yang sempat mengalami kenaikan jelang libur lebaran, termasuk perbankan, terkena aksi jual.

"Investor asing melakukan aksi jual untuk mengamankan posisi mereka sementara dengan memperhatikan berbagai sentimen yang ada. Mereka mengamankan asetnya dulu sambil menunggu seperti apa dampak dari kebijakan The Fed ke depan," jelas Reza.

Sama seperti Nico, Reza melihat tekanan yang ada hanya akan bersifat sementara meski ia tidak bisa memprediksi penurunan saham perbankan ini akan setajam apa. 

Perkiraanya, saham-saham itu akan kembali bangkit karena kondisi ekonomi domestik masih tercatat bagus dimana pada kuartal I PDB Indonesia tumbuh 5,01%. "Selain itu, kinerja perbankan juga semakin membaik dan penyaluran kredit semakin meningkat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×