Reporter: Benedicta Prima, Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senin (2/12) saham ADHI (Adhi Karya (Persero) Tbk) ditutup menghijau. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham ADHI persis di harga penutupan Rp 1.110 per saham.
Dibandingkan dengan penutupan Jumat (29/12), harga saham ADHI naik 3,26% dari Rp 1.075. Saham ADHI dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 1.085 per saham.
Baca Juga: Performa Banyak Perusahaan Tidak Sesuai Target, Ini Kinerja Emiten Indeks Kompas100
Mencatatkan harga tertinggi Rp 1.115 dan harga terendah Rp 1.080, saham ADHI ditutup naik Rp 35 per saham dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga bid saham ADHI Rp 1.110 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 1.115 per saham.
Kalau dihitung sejak 7 hari yang lalu (25 November 2019), harga saham ADHI kemarin turun -5.41 %. Saat itu harga saham ADHI Rp 1.170 per saham.
Baca Juga: Hingga Oktober, realisasi kontrak baru Adhi Karya (ADHI) baru 28% dari target
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham ADHI mencapai Rp 10,60 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 96.468 lot.
Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 132, maka price to earning ratio (PER) saham ADHI baru 8,41 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 0,61 kali.
Sampai Oktober lalu, Adhi Karya baru merealisasikan nilai kontrak baru senilai Rp 8,4 triliun (di luar pajak). Pencapaian tersebut setara 28% dari target tahun ini yang ditetapkan Rp 30 triliun.
Selain masih mini, capaian tersebut juga turun 31,7% dari perolehan kontrak baru di Oktober 2018 yang tercatat mencapai Rp 12,3 triliun.
Melalui keterangan tertulis, Kamis (21/11) manajemen emiten berkode saham ADHI tersebut menjelaskan realisasi perolehan kontrak baru di Oktober 2019 didominasi oleh pembangunan mix-used Rajawali Palembang senilai Rp 335 miliar dan Flyover di daerah Cakung, Jakarta senilai Rp 237,4 miliar.
Adapun kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada Oktober 2019 meliputi konstruksi dan energi sebesar 80,9%, properti sebesar 18,5% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Sedangkan tipe pekerjaan, terdiri dari gedung sebesar 73,1%, jalan dan jembatan sebesar 6,6%, serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalan kereta api dan proyek-proyek EPC sebesar 20,3%.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 19,1%, BUMN sebesar 69% sementara swasta/lainnya sebesar 11,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News