kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.263   67,25   0,93%
  • KOMPAS100 1.115   10,88   0,99%
  • LQ45 887   9,60   1,09%
  • ISSI 222   1,45   0,66%
  • IDX30 454   5,14   1,15%
  • IDXHIDIV20 546   5,88   1,09%
  • IDX80 128   1,15   0,90%
  • IDXV30 135   0,85   0,63%
  • IDXQ30 151   1,85   1,24%

Saat IHSG Melambat, Saham-Saham Lapis Kedua Ini Menarik Dilirik


Jumat, 27 September 2024 / 08:05 WIB
Saat IHSG Melambat, Saham-Saham Lapis Kedua Ini Menarik Dilirik
ILUSTRASI. Pergerakan harga saham terlihat pada papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis (22/8). Ini Rekomendasi Saham Lapis Kedua Layak Koleksi Saat Laju IHSG Melambat.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Kamis (26/9) dengan penguatan tipis 0,05% ke level 7.744,51. Laju IHSG tampak mulai melambat di tengah tekanan pada saham lapis pertama berkapitalisasi pasar besar (big cap).

Pergerakan sejumlah saham big cap tertinggal dan menjadi pemberat indeks (laggard). Top laggard secara harian diisi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

Sejumlah indeks yang dominan diisi oleh saham big cap lapis pertama juga melandai, seperti LQ45 dan IDX30. Kedua indeks tersebut masing-masing melemah 0,68% dan 0,55% secara harian. Sedangkan indeks saham papan utama (main board) stagnan.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Lapis Kedua Layak Koleksi Saat Laju IHSG Melambat

Berbanding terbalik dengan indeks saham papan pengembangan (development board) yang melejit 1,28%. Begitu juga dengan indeks yang identik dengan saham lapis kedua (second liner), yakni IDX SMC Liquid dan SMC Composite yang masing-masing naik 0,88% dan 0,48%.

Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengamati koreksi IHSG sejalan dengan arus dana keluar dari investor asing (capital outflow) yang cukup masif. Situasi ini sebagai imbas dari kucuran stimulus ekonomi di China, yang mendorong ketertarikan investor asing untuk memindahkan dana ke pasar keuangan di Negeri Panda tersebut.

 

"Pasar keuangan China saat ini menjadi perhatian para investor dan big fund. Untuk IHSG, masih dalam bullish trend. Tetapi perlu diperhatikan saham bluechip perbankan dan beberapa sektor lainnya mengalami pelemahan," kata Abdul Haq kepada Kontan.co.id, Kamis (26/9).

Baca Juga: Alternatif Saat Blue Chip Tertekan, Simak Saham Lapis Kedua Pilihan Analis

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, perlambatan laju IHSG masih terbilang wajar selama mampu bertahan di atas level psikologis 7.700. William mengamini tekanan IHSG disebabkan oleh posisi jual bersih (net sell) dari investor asing, akibat sentimen dari stimulus ekonomi di China.

Adapun, net sell pada perdagangan Kamis (26/9) mencapai Rp 2,53 triliun di pasar reguler atau akumulasi Rp 2,27 triliun di seluruh pasar. Dalam posisi tersebut, saham-saham lapis pertama lebih rentan terpapar outflow investor asing.

William lantas melihat saham lapis kedua kembali mendapatkan momentum sebagai alternatif saat saham lapis pertama tertekan. Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengamini, dalam situasi pasar saat ini ada potensi rotasi ke saham-saham lapis kedua.

Selektif Memilih Sektor

Catatan Audi, pelaku pasar mesti tetap selektif. Di tengah sentimen stimulus ekonomi di China, investor bisa memperhatikan saham di sektor energi dan barang baku. Kedua sektor ini berpotensi terpapar sentimen positif dari pergerakan aktivitas industri di China, yang akan mendorong permintaan dan harga komoditas.

Selain sentimen dari stimulus ekonomi China, Audi menyoroti sikap investor yang mulai mengantisipasi musim rilis kinerja keuangan kuartal III-2024. Di sisi lain, dia mengingatkan investor juga perlu mengantisipasi koreksi IHSG jika sudah mulai bergerak di bawah level 7.700.

Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah menambahkan, pelaku pasar turut mencermati bagaimana dinamika menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, sekaligus susunan kabinet baru pada bulan depan. Fath pun menaksir gerak melandai IHSG hanya sementara, sehingga bisa kembali rebound

Baca Juga: Menyaring Saham Lapis Kedua & Lapis Ketiga Saat IHSG Melandai di Level 6.800-an

Dengan begitu, investor dapat memilih saham lapis pertama maupun lapis kedua, asalkan memiliki cerita atau momentum yang menarik. Fath mencontohkan koreksi pada saham perbankan bisa membawa peluang untuk buy on weaknes. Pelaku pasar juga bisa melirik saham bank lapis kedua seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Sektor lain yang menarik dilirik adalah kesehatan dan emiten di industri kelapa sawit yang banyak dihuni oleh saham lapis kedua. Fath merekomendasikan saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Sedangkan William melihat ujian pada IHSG dan saham lapis pertama setidaknya bisa terjadi hingga awal Oktober 2024. Dus, pada rentang periode tersebut pelaku pasar bisa melirik saham-saham lapis kedua dari sektor properti dan emiten ritel.

Baca Juga: Menyaring Saham Lapis Kedua & Lapis Ketiga Saat Blue Chip dan IHSG Jeblok

William menyematkan rekomendasi buy untuk saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Audi menyarankan trading buy saham PT Timah Tbk (TINS) dengan target harga di Rp 1.280. Sedangkan Abdul Haq menjagokan saham LSIP untuk target harga Rp 1.080 - Rp 1.115 dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) dengan target harga di Rp 1.380 - Rp 1.450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×