Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Sajian data ekonomi domestik yang gemilang menjadi kekuatan rupiah untuk menutup akhir perdagangan di pekan ini dengan penguatan di hadapan the greenback.
Di pasar spot, Jumat (5/8) valuasi rupiah menguat 0,19% di level Rp 13.117 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah berhasil menanjak 0,09% di level Rp 13.125 per dollar AS.
"Rilis data cadangan devisa dan pertumbuhan ekonomi semuanya positif, tidak ada alasan bagi rupiah untuk melemah," ujar Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures.
Memang tadi pagi dari rilis data Badan Pusat Statistik tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal dua mencapai 5,18% year on year (YoY). Lebih tinggi dari kuartal satu 2016 yang sebesar 4,91%.
Setelahnya Bank Indonesia merilis data cadangan devisa Indonesia Juli 2016 yang naik dari US$ 109,8 miliar di bulan Juni 2016 menjadi US$ 111,4 miliar bulan Juli 2016.
"Kenaikan cadangan devisa ini jelas terprediksi karena melihat tingginya arus dana asing yang masuk ke tanah air beberapa waktu terakhir," jelas Faisyal.
Sementara dari faktor eksternal sendiri pasar sedang wait and see. Menanti data ketenagakerjaan AS yang diprediksi masih mixed.
Mulai dari upah tenaga kerja AS per jam diprediksi memang tumbuh dari 0,1% menjadi 0,2% di Juli 2016, begitu juga dengan tingkat pengangguran bulanan AS yang diperkirakan turun dari 4,9% menjadi 4,8%.
Kedua data tersebut bernada positif, hanya saja non farm payroll AS Juli 2016 diduga merosot tajam dari 287.000 menjadi 180.000. Tentunya itu bisa memberikan beban negatif.
"Kehati-hatian global yang kemudian membuat rupiah melenggang unggul," jelas Faisyal. Maka tidak heran penguatan pun berhasil didulang mata uang Garuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News