Reporter: Marantina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah masih dirundung awan gelap. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat USD/IDR melemah tipis 7 poin menjadi Rp 9.480. Di pasar spot, pasangan valuta ini melemah 0,1% ke level Rp 9.509 per dollar AS.
Apressyanti Shentury analis BNI menuturkan, jangka panjang rupiah masih berpotensi melemah. Sentimen positif dari dalam negeri masih belum ada.
Sedangkan sentimen luar masih terus menekan rupiah. Belum lagi, permintaan dollar AS dari importir menjelang akhir bulan cukup tinggi. Untung, BI terus mengawal rupiah.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures, mengatakan krisis utang Eropa mengangkat nilai tukar dollar AS. Pelaku pasar lebih suka beralih pada dollar AS dan mengalihkan investasi ke aset risiko tinggi seperti rupiah. Asing juga cenderung kembali ke negara masing-masing.
Faktor yang akan menguatkan nilai tukar rupiah hari ini adalah hasil lelang surat berharga syariah negara (SBSN). “Hari ini ada lelang SBSN yang melibatkan 4 seri sukuk dengan return yang cukup menarik yakni 4,45% - 6,10%," kata Apressyanti. Jika lelang ini direspon positif oleh pasar dengan permintaan yang cukup besar. Apressyanti menduga ini akan membuat rupiah menguat.
Meski begitu, kedua analis menduga rupiah masih akan melemah. Apressyanti memperkirakan di Rp 9.425 – Rp 9.485. Albertus prediksi rupiah di Rp 9.450 – Rp 9.520.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News