Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nada negatif yang diterima pasar atas pelantikan Presiden AS ke – 45 Donald Trump akhir pekan lalu, jadi faktor dominan yang berhasil mengangkat posisi rupiah.
Di pasar spot, Senin (23/1) nilai tukar rupiah menguat 0,34% ke level Rp 13.369 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia valuasi rupiah berhasil terangkat 0,07% di level Rp 13.372 per dollar AS.
Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menjelaskan pelantikan Trump sendiri menimbulkan ketidakpastian. Dengan adanya aksi demonstrasi menunjukkan adanya penolakan terhadap Trump yang wajar saja turut melemahkan indeks USD. Hingga pukul 16.25 WIB posisi indeks USD tergerus 0,33% ke level 100,41 dibanding hari sebelumnya.
“Trump effect memang menguntungkan mata uang lainnya yang berlawanan dengan USD termasuk rupiah,” tutur Wahyudi.
Selain itu, sajian data pertumbuhan ekonomi China kuartal empat 2016 yang tumbuh dari 6,7% menjadi 6,8% ikut memberikan tambahan tenaga bagi rupiah sebagai sesama mata uang Asia untuk ikut melesat unggul.
Sehingga memang untuk jangka pendek ini rupiah dibalut fundamental positif yang bisa menjaga penguatan. Karena memang sentimen yang mempengaruhi pergerakan saat ini datang dari eksternal mengingat katalis dalam negeri masih sepi.
“Domestik hitungannya masih kuat, sajian data ekonomi sebelumnya nyaris semua positif dan ini alasan kenapa rupiah bergerak stabil,” kata Wahyudi. Mengarahkan Wahyudi pada perkiraan rupiah bisa lanjutkan penguatannya Selasa (24/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News