Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Nilai tukar rupiah keok melawan dollar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Sentimen positif dari pasar domestik gagal menahan tekanan isu global.
Di pasar spot, Jumat (20/1), kurs rupiah tertekan 0,26% dibanding hari sebelumnya ke posisi Rp 13.410 per dollar AS. Akibatnya, sepanjang pekan ini, mata uang Garuda melemah 0,76%.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat, pelemahan harian rupiah sekitar 0,04% ke level Rp 13.382 per dollar AS. Adapun, sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,33%.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, fluktuasi rupiah dalam sepekan terakhir cukup tinggi. Kondisi domestik mulai dari ekonomi hingga politik mendukung pergerakan rupiah. "Neraca perdagangan mencatat angka surplus, cadangan devisa masih cukup tinggi, dan BI menahan suku bunga acuan. Sementara pemilihan umum DKI Jakarta tergolong kondusif," paparnya.
Namun, dari sisi eksternal, sejumlah faktor juga mendukung dollar AS. Presiden terpilih AS, Donald Trump menyatakan penguatan dollar AS akan berdampak buruk pada ekonomi AS. Meski demikian, Gubernur The Fed, Janet Yellen mengatakan, pulihnya perekonomian negeri Paman Sam akan membuat dollar AS terus menjadi incaran. Apalagi akan ada pelantikan Trump pekan ini.
"Sehingga pelemahan rupiah tidak bisa dihindari," kata Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News