Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Awal pekan, Senin (23/1), mata uang Garuda mulai unjuk gigi. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.50 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 13.374 per dollar AS.
Dengan demikian, nilai tukar rupiah menguat 0,46% dari posisi akhir pekan kemarin di level 13.410 per dollar AS.
Penguatan tipis juga terlihat pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate rupiah. Pagi ini, kurs JISDOR rupiah menunjukkan posisi 13.372 per dollar AS dari sebelumnya 13.382 per dollar AS.
Penguatan rupiah terjadi seiring pelemahan dollar AS. Asal tahu saja, di perdagangan Asia, posisi si hijau terlihat tak berdaya. Berdasarkan data CNBC, pada pukul 11.30 waktu Singapura, indeks dollar mencatatkan penurunan di posisi 100,29 dari posisi sebelumnya 100,67. Bahkan, di akhir pekan lalu, indeks dollar ditutup di level 101,50.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pekan ini rupiah masih melemah. Di pidatonya pekan lalu, Presiden Trump memprioritaskan warga AS. Misalnya kebijakan membeli produk AS dan mempekerjaan orang AS. Ini dikhawatirkan menciptakan kebijakan dagang yang cenderung proteksionis.
Dari dalam negeri, menurut Josua, rupiah masih minim sentimen. Namun, keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga acuan BI 7-days reverse repo rate sejauh ini cukup membantu menjaga posisi rupiah agar tidak jatuh semakin dalam. Bunga acuan BI saat ini berada di posisi 4,75%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News