Reporter: Diba Amalia Haritz, Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
Sedangkan dari dalam negeri, sentimen penggerak rupiah cenderung stabil setelah pengesahan UU Tax Amnesty. Hanya saja, isu perombakan Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo membawa sentimen negatif bagi rupiah.
Selanjutnya, data-data ekonomi AS akan terus menjadi sentimen penggerak rupiah terutama sebelum rapat FOMC. Adapun data-data yang dinanti antara lain manufaktur, indeks daya beli masyarakat serta penjualan rumah. Jika data tersebut positif maka, dollar AS akan semakin kuat dan menekan laju rupiah.
Pada Selasa (26/7), Agus memprediksi, rupiah akan bergerak sideways pada rentang Rp 13.000-Rp 13.250. Sementara Resti menduga, rupiah akan melemah terbatas dan bergerak pada rentang Rp 13.100-Rp 13.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News