Reporter: Diba Amalia Haritz, Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Nilai tukar rupiah terpeleset di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) lantaran minimnya dukungan dari dalam negeri. Para pelaku pasar masih menanti kebijakan The Fed setelah Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis pekan ini.
Di pasar spot Senin (25/7), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,36% ke level Rp 13.142 dibandingkan sehari sebelumnya. Sementara mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,25% ke level Rp 13.135 per dollar AS.
Resti Aviadinie, Analis Tresuri Bank BNI, memaparkan, pelemahan rupiah disebabkan oleh faktor eksternal, yakni penguatan dollar AS lantaran data manufaktur AS membaik. "Pelaku pasar juga mencermati FOMC pekan ini," ujarnya, kemarin.
Pelaku pasar meyakini jika The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC mendatang. Tetapi data tenaga kerja AS sebagai variabel utama untuk menentukan tingkat suku bunga terus naik.
Resti melihat, potensi pelemahan rupiah masih terbuka namun cenderung terbatas. "Pada dasarnya fundamental cukup bagus dan UU Tax Amnesty mendapat respon positif," imbuh Resti. Tetapi sentimen pasar terus mengangkat dollar AS menjelang FOMC. Sementara dari dalam negeri minim data hingga akhir bulan.
Senada, Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengungkapkan, melemahnya rupiah masih dipengaruhi oleh sentimen luar negeri. Hal ini disebabkan oleh penguatan dollar menjelang rapat FOMC.
Sedangkan dari dalam negeri, sentimen penggerak rupiah cenderung stabil setelah pengesahan UU Tax Amnesty. Hanya saja, isu perombakan Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo membawa sentimen negatif bagi rupiah.
Selanjutnya, data-data ekonomi AS akan terus menjadi sentimen penggerak rupiah terutama sebelum rapat FOMC. Adapun data-data yang dinanti antara lain manufaktur, indeks daya beli masyarakat serta penjualan rumah. Jika data tersebut positif maka, dollar AS akan semakin kuat dan menekan laju rupiah.
Pada Selasa (26/7), Agus memprediksi, rupiah akan bergerak sideways pada rentang Rp 13.000-Rp 13.250. Sementara Resti menduga, rupiah akan melemah terbatas dan bergerak pada rentang Rp 13.100-Rp 13.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News