Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Rupiah kembali tertekan terhadap dollar AS. Pada pembukaan perdagangan valas awal pekan, Senin (23/7) pukul 08.43 WIB, pasangan (USD/IDR) melemah lagi ke level 9.498 dari posisi 9.458 di akhir pekan lalu.
Dealer Forex Bank Rakyat Indonesia (BRI) Putu Andi Wijaya melihat hari ini gerakan rupiah seperti tersandera oleh masalah Eropa. "Melemahnya mata uang euro terhadap dollar AS ke level terendahnya sejak pertengahan Juni 2010 telah menggiring depresiasi mata uang beresiko lainnya," jelas Putu.
Bahkan terhadap yen, mata uang euro pun menyentuh level terendah sejak November 2000 silam, tepatnya pada 94,91 yen per euro.
Pada waktu yang sama, Indeks Dollar sebagai acuan nilai tukar the greenback terhadap mata uang mayoritas dunia makin perkasa. Indeks dollar terangkat mencapai rekor tertingginya selama 2012 di angka 83,66, dari 83,47 sebelumnya.
Putu menambahkan, depresiasi yang terjadi pada mata uang Asia, termasuk rupiah semakin menjadi-jadi seiring prediksi bank Sentral China bahwa ekonomi negeri panda akan turun lagi menjadi 7,4% di kuartal ketiga nanti.
"Oleh karena itu, awal pekan ini tekanan terhadap rupiah cukup gencar, sehingga berakibat rupiah sulit bergerak naik terhadap dollar AS," jelas Putu.
Pada perdagangan Senin (23/7), Putu melihat range pergerakan pairing USD/IDR antara 9.470-9.500. Rupiah juga berpeluang semakin tertekan akibat tingginya permintaan dollar menjelang akhir bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News