Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kurs rupiah melanjutkan pelemahannya di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) jelang Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi, Rabu (1/6).
Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.675 per dollar AS atau melemah 0,20% dari sebelumnya Rp 13.648 per dollar AS pukul 10.05 WIB
Senasib, di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR) rupiah ke Rp 13.671 per dollar AS atau melemah 0,41% dari sebelumnya Rp 13.615 per dollar AS.
Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan umumkan angka Inflasi yang kemungkinan masih rendah. BI perkirakan Inflasi sebesar 0,19% mom. Ini lebih rendah dari Inflasi pada menjelang bulan puasa pada tahun-tahun sebelumnya.
"Potensi Inflasi rendah karena diperkirakan akan terjadi deflasi pada Beras yang mengurangi tekanan Inflasi pada bahan makanan karena mulai naiknya harga bawang dan daging," kata Lana Soelistianongsih, Ekonom Samuel Sekuritas.
Walaupun harga beberapa komoditas pangan mulai naik, tetapi panen padi membuat harga beras turun dan mengompensasi kenaikan harga bahan makanan lainnya.
Survey BI menyebutkan bahwa indeks keyakinan konsumen masih di bawah 100 yang menunjukkan konsumen masih pesimis dan menahan diri melakukan konsumsi sehingga menekan kenaikan harga. Lana memperkirakan, Inflasi Mei akan mencapai 0,24% mom atau 3,49% yoy.
Sementara sentimen dari eksternal datang dari data consumer spending AS untuk bulan April tercatat naik 1%, tertinggi sejak Agustus 2009. Kenaikan ini didukung dengan naiknya personal income yang naik sebesar 0,4% mom.
Lana memprediksi nilai tukar rupiah akan melemah menuju kisaran Rp 13.650 – Rp 13.680 per dollar AS dengan sentimen turunnya harga minyak mentah, walaupun tekanan beli dari dalam negeri untuk pembayaran utang luar negeri, repatriasi aset yang jatuh tempo pada bulan Juni menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News