Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, mulai adanya tanda-tanda sinyal kepastian dari bank sentral AS (The Fed) untuk menaikan suku bunganya memberi harapan bagi pelaku pasar uang di negara berkembang, termasuk Indonesia untuk mengantisipasi dampaknya sehingga laju mata uang rupiah cenderung menguat.
"Diharapkan laju rupiah dapat bertahan di tengah sentimen kenakan suku bunga AS sehingga dapat kembali melanjutkan kenaikan," katanya dikutip dari Antara, Selasa (31/5).
Kendati demikian, lanjut dia, laju penguatan rupiah masih cenderung tertahan, pelaku pasar cukup berhati-hati melakukan transaksi terhadap aset berdenominasi rupiah di tengah kebijakan pemerintah Jepang untuk menunda pajak penjualan hingga beberapa tahun ke depan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya.
"Jepang masih mengalami perlambatan ekonomi, kondisi itu dikhawatirkan berdampak negatif pada negara di kawasan Asia," ucapnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa data inflasi menjadi fokus berita di dalam negeri, sedianya Badan Pusat Statistik akan merilis data itu Rabu (1/6) besok yang diperkirakan turun.
"Harapan inflasi yang menurun itu yang menjaga laju mata uang domestik terhadap dolar AS. Di sisi lain, penguatan dollar AS juga sudah mulai jenuh," ujarnya.
Asal tahu, Rupiah mencoba untuk bangkit di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, Selasa (31/5) nilai tukar rupiah ke Rp 13.618 per dollar AS atau menguat 0,16% dari hari sebelumnya Rp 13.640 per dollar AS pukul 10.00 WIB
Serupa, di kurs Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR), rupiah berada pada level Rp 13.615 per dollar AS atau menguat 0,19% dari sebelumnya Rp 13.641 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News