Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas |
JAKARTA. Rupiah terus tertekan terhadap dollar AS, sepanjang akhir bulan Agustus kemarin. Pelemahan pada mata uang garuda turut menggiring lonjakan pada harga emas dalam negeri.
Aksi wait and see sebelum pidato Chairman Federal Reserve Ben S Bernanke telah menggiring investor memburu dollar AS. "Mahalnya dollar AS berkorelasi dengan naiknya harga emas batangan di Logam Mulia," kata Herman, Vice President PT Antam UBPP Logam Mulia kepada KONTAN, Senin (1/9).
Herman bilang, di pagi hari tadi, harga emas batangan di Logam Mulia (LM) sudah mencapai Rp 521.000 per gramnya, atau naik dari harga rata-rata di bulan Agustus kemarin yang masih sebesar Rp 505.000-Rp 503.000 per gramnya.
Harga yang terus naik ternyata berimbas negatif pada penjualan emas batangan. "Agustus kemarin, penjualan emas berkurang menjadi 300 kg, di bawah penjualan rata-rata kami yang sebesar 400 kg per bulannya," jelas Herman. Padahal di bulan itu mestinya penjualan emas meningkat dengan adanya hari raya Idul Fitri.
"Agustus kemarin malah marak investor yang jual," tambahnya.
Ia menceritakan, banyak investor yang sampai menjual emas senilai Rp 50 juta atau setara lebih kurang 100 gr emas. "Padahal di bulan-bulan normal penjualan per investor maksimal Rp 30 juta," ingatnya.
Herman berpendapat, sebenarnya perilaku investor tidak dapat diprediksi. Kadang saat harga naik, mereka malah beli. "Atau kebalikannya, mereka cenderung jual," imbuhnya.
Hari ini di situs www.logammulia.com, harga untuk emas batangan seberat 1 gram mencapai Rp 561.000. Sedangkan harga buy back emas atau harga yang diperoleh ketika orang menjual kembali emasnya sebesar Rp 501.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News