Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot lanjut melemah sebesar 0,11% menjadi Rp 15.170 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (4/8). Dalam sepekan, rupiah melemah 0,43% dari level Rp 15.105 pada Jumat pekan lalu.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pelemahan rupiah terjadi akibat masih adanya kekhawatiran pasar atas risiko penurunan peringkat utang AS. Lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+ dengan pertimbangan beban anggaran dan utang pemerintah yang meningkat.
"Alhasil, dolar AS sebagai safe haven currency masih menjadi pilihan pasar didukung pertumbuhan ekonomi AS yang membaik pada kuartal II-2023," ungkap Reny saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/8).
Baca Juga: Ini Penyebab Rupiah Melemah 0,43% dalam Sepekan
Di samping itu, pasar juga khawatir terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang dapat berlanjut. Pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih kuat membuka peluang bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga acuannya ke depan.
Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September 2023, The Fed diprediksi masih menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Capital flight kemungkinan akan terjadi dalam jangka pendek.
Rupiah diprediksi akan bergerak dalam rentang Rp 15.150-Rp 15.235 per dolar AS pada pekan depan. Sementara itu, Reny memperkirakan rupiah akan menjadi Rp 14.864 (dengan rata-rata Rp 15.031 per dolar AS) pada akhir tahun 2023.
Hal ini seiring dengan fundamental ekonomi yang kuat, arus masuk modal yang berkelanjutan, dan kebijakan suku bunga global yang sudah priced in. Pelaku pasar juga masih wait and see terhadap implementasi devisa hasil ekspor (DHE) agar berjalan efektif dan dapat memberikan benefit positif ke pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News