Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat sebesar 0,10% menjadi Rp 15.170 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (4/8). Meski menguat pada hari ini, rupiah dalam sepekan melemah 0,43% dari level Rp 15.105 pada Jumat pekan lalu.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah pada Jumat (4/8) cenderung bergerak sideways. Hal ini sejalan dengan sikap investor yang masih menunggu rilis data ketenagakerjaan AS untuk melihat kemungkinan Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya di bulan September 2023.
Sebelumnya, The Fed menyatakan bahwa keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) akan sangat didasarkan pada data indikator perekonomian di AS.
"Pergerakan data yang berkaitan dengan tingkat harga AS berpotensi menggerakkan ekspektasi pasar secara umum," ucap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/8).
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,2% ke Rp 15.168 Per Dolar AS, Jumat (4/8)
Pelemahan rupiah pekan ini utamanya didorong oleh sentimen risk-off akibat penurunan rating kredit AS oleh lembaga pemeringkat Fitch dari sebelumnya AAA menjadi AA+. Pelemahan rupiah juga didorong oleh salah satu data ketenagakerjaan AS, ADP Employment Change yang tercatat lebih tinggi dari ekspektasi.
Pada pekan depan, Josua memprediksi, rupiah berpotensi menguat terbatas. Data non-farm payrolls (NFP) AS bulan Juli 2023 yang akan dirilis Jumat (4/8) malam waktu AS diperkirakan melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
"Rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2023 pada Senin (7/8) yang diprediksi masih solid juga berpotensi mendorong penguatan rupiah," kata Josua. Rupiah pada pekan depan diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.100 per dolar AS-Rp 15.225 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News