kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Rupiah Masih Dalam Tren Pelemahan, Aset Kripto Ini Bisa Jadi Pilihan Investasi


Minggu, 30 Maret 2025 / 15:47 WIB
Rupiah Masih Dalam Tren Pelemahan, Aset Kripto Ini Bisa Jadi Pilihan Investasi
ILUSTRASI. Aset kripto bisa menjadi salah satu pilihan karena karakteristiknya yang lebih tahan terhadap penurunan daya beli uang.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan tren fluktuatif dengan kecenderungan melemah menjelang akhir kuartal I 2025. Kondisi ini menjadi peluang bagi produk investasi yang tidak bergantung pada nilai rupiah seperti kripto. 

Pada Selasa (25/3) kemarin, rupiah sempat menyentuh level terendahnya sejak krisis moneter 1998 di level Rp 16.641, meski kemudian ditutup naik tipis di Rp 16.622 di akhir hari. Pelemahan rupiah ini dapat mempengaruhi berbagai sektor ekonomi termasuk nilai sejumlah instrumen investasi.

CMO Tokocrypto, Wan Iqbal menilai masyarakat perlu melakukan riset mendalam dan memilih instrumen investasi yang resilien terhadap fluktuasi mata uang. Menurutnya, aset kripto bisa menjadi salah satu pilihan karena karakteristiknya yang lebih tahan terhadap penurunan daya beli uang. 

Iqbal mengambil contoh stablecoin Tether (USDT) yang nilainya dipatok terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

“Dengan berinvestasi dalam USDT, investor dapat menjaga nilai aset mereka agar tidak tergerus inflasi, terutama di negara yang mengalami depresiasi mata uang lokal,” ungkap Iqbal dalam keterangan tertulis, Kamis (27/3). 

Baca Juga: Trump akan Luncurkan Stablecoin USD1, Tantang Dominasi Tether dan USDC

Stablecoin ini, lanjut Iqbal, memberikan stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan aset kripto lain yang lebih volatil. Dengan begitu, USDT cocok bagi investor yang ingin mempertahankan daya beli tanpa harus menghadapi fluktuasi harga yang ekstrem.

Iqbal juga menyebut Bitcoin sebagai pilihan karena sifatnya yang memiliki suplai terbatas. Dengan meningkatnya permintaan dan adopsi, harga Bitcoin cenderung mengalami apresiasi dalam jangka panjang. 

Sebagai contoh, dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin menunjukkan kenaikan yang jauh melampaui tingkat inflasi. Pada tahun 2020, harga Bitcoin masih berada di kisaran US$ 10.000. Namun pada 2021, harganya melonjak hingga lebih dari US$ 60.000. 

Baca Juga: Bitcoin Melemah, Altcoin Volatil: Pasar Kripto Menanti Kejelasan Suku Bunga

Saat ini, harga Bitcoin berada di level US$ 83.107,43 per Minggu (30/3) pukul 15.05 WIB. Secara mingguan, nilainya menurun 1,3%. Namun secara bulanan, Bitcoin menunjukkan peningkatan sebesar 5,09%.

Meski sedang mengalami koreksi pasca pengumuman naiknya indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat (28/3) lalu, Iqbal menilai saat ini merupakan momen yang tepat untuk membeli aset kripto. Sebab, pergerakannya cenderung stabil.

“Dengan strategi yang tepat, investor bisa memanfaatkan momentum ini untuk meraih keuntungan di masa depan,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×