Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini, memangkas penguatan di sesi perdagangan pagi yang sempat sentuh Rp 13.282, Rabu (11/5).
Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke level Rp 13.309 per dollar AS melemah 0,17% dari sebelumnya Rp 13.286 per dollar AS pukul 15.59 WIB
"Melemahnya harga minyak mentah dunia menjadi salah satu faktor yang menekan mata uang di negara-negara penghasil komoditas seperti rupiah," kaya Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong dikutip dari Antara.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu sore ini, berada di level US$ 44,29 per barel, turun 0,83 %. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi US$ 45,34 per barel, melemah 0,40 %.
Di sisi lain, belum membaiknya ekonomi negara maju menambah sentimen negatif bagi mata uang di negara berkembang. China memberikan gambaran yang beragam terhadap tekanan deflasi, sementara Jepang menegaskan tekadnya mengintervensi pasar uang di tengah kondisi pemulihan yang masih rapuh.
Namun, menurut dia, meredupnya peluang bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya pada bulan Juni nanti menahan penguatan mata uang dollar AS lebih tinggi terhadap rupiah. "Faktor eksternal cukup mendominasi fluktuasi mata uang rupiah masih dalam kisaran yang stabil," katanya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengharapkan, rencana pemerintah yang akan kembali mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dapat memberikan sentimen positif bagi mata uang domestik. "Paket kebijakan yang telah dikeluarkan juga diharapkan segera dirasakan dampaknya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (11/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.271 dibandingkan posisi sebelumnya Selasa (10/5) di level Rp 13.333 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News