Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Martina Berto Tbk (MBTO) mengaku mengalami kerugian mencapai Rp 10 miliar di 2015. Lantaran tergerusnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang sempat menyetuh level Rp 14.000 per dollar AS.
Bryan Tilaar, Direktur Utama MBTO mengatakan, kondisi pasar pada tahun lalu sangat tidak bagus. Ia mengatakan rugi kurs rupiah ke dollar Amerika memang sangat berdampak, pasalnya tidak ada perseroan yang menyangka tahun lalu rupiah akan melemah begitu tajam ke level RP 14.000 dari tahun sebelumnya Rp 12.000.
"Rugi kurs mungkin kurang lebih ada Rp 10 miliar lebih, itu lumayan," ujarnya, Rabu (13/1).
Selain itu, Ia mengatakan pertumbuhan laba tahun lalu cenderung menurun. Selain karena dampak nilai tukar tadi, menurutnya hal itu juga dipengaruhi oleh banyaknya investasi perseroan di bidang marketing dan sales, serta daya beli masyarakat yang menurun.
"Laba turunnya berapa persen ini masih unaudited, ya tapi 10% lebih lah. Karena memang luar biasa dampak dari nilai tukar dollar ke rupiah itu," lanjutnya.
Bryan bilang, kendati mengalami rugi kurs, MBTO pada tahun lalu tetap mencatat pertumbuhan penjualan produk sebesar 3,4%. Capaian tersebut diraih karena pada tahun lalu, perseroan melakukan investasi cukup besar di sektor marketing dan sales.
"Kita genjot juga investasi di marketing dan sales yang cukup dahsyat di 2015. Sehingga kita bisa mencatat pertumbuhan penjualan 3,4% walau masih unaudited. kalau tidak dilakukan hal itu, maka bisa-bisa pertumbuhan kita flat atau bahkan minus. Jadi kita bersyukur bisa dapat 3,4 % itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News