Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah unjuk gigi dengan penguatan konsisten selama lima hari perdagangan berturut-turut dalam sepekan. Capaian positif rupiah ini didorong oleh sentimen positif dari internal dan eksternal negara.
Menurut data Bloomberg, rupiah pada akhir perdagangan Jumat (23/5) ditutup menguat 0,67% dari perdagangan sebelumnya ke level Rp 16.217 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sejalan, pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (JISDOR BI), rupiah juga tercatat menguat 0,15% secara harian ke level Rp 16.289, melanjut penguatannya sejak awal perdagangan pekan ini.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut, penguatan rupiah pekan ini utamanya didorong pelemahan dolar AS. Nah, dolar AS sendiri melemah akibat kekhawatiran investor soal RUU pajak Presiden AS Donald Trump.
“Pasar khawatir kebijakan itu dapat membawa defisit sekitar US$ 4 triliun yang akan semakin membebani utang pemerintah AS,” sebut Lukman kepada Kontan, Jumat (23/5).
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,68% ke Rp 16.218 per Dolar AS pada Jumat (23/5)
Dus dari sisi domestik, Lukman menilai investor juga menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga. Apalagi, momentum tersebut bertepatan dengan rilis data defisit neraca transaksi berjalan yang menyusut.
Untuk perdagangan pekan depan, Lukman bilang sentimen utama yang perlu diperhatikan untuk memantau pergerakan rupiah utamanya masih dari situasi global, soal tekanan kekhawatiran investor terhadap ekonomi fiskal AS. Katanya, investor masih menanti data penting pengeluaran konsumen (PCE) untuk mengukur inflasi AS.
Sementara dari sisi domestik, Lukman bilang tak ada data penting yang perlu dicermati. Sejalan, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga menilai kondisi ekonomi domestik masih cenderung positif
Catatan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada bulan Apri masih tumbuh 5,2% secara tahunan, meski pertumbuhannya lebih kecil dari bulan Maret lalu di level 6,1%.
Kemudian, lanjut Ibrahim, penyaluran kredit pada April 2025 juga tumbuh 8,5% secara tahunan, melanjuti pertumbuhan 8,7% secara tahunan pada bulan sebelumnya.
Dengan itu, Ibrahim yakin rupiah akan cenderung menguat, meski pergerakannya selama perdagangan pekan depan masih akan fluktuatif di rentang Rp 16.140 – Rp 16.220 per saham.
Sejalan, Lukman juga bilang dolar AS masih berpotensi melemah dan membuka ruang penguatan rupiah dalam rentang Rp 16.150 – Rp 16.250 per saham.
Selanjutnya: Dukung Business Case Competition, Direktur Pertamina NRE Fadli Rahman Edukasi EBT
Menarik Dibaca: Grab Dukung Ratusan Womenpreneur Lewat Wanita Bisa Jadi Juragan 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News