kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rupiah ke Rp 13.294, ini sentimen pemberatnya


Jumat, 26 Mei 2017 / 17:52 WIB
Rupiah ke Rp 13.294, ini sentimen pemberatnya


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak datar cenderung melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) akhir pekan, Jumat (26/5). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.294 per dollar AS atau melemah tipis 0,09% dari level 13.282 per dollar AS.

"Di tengah euforia kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's (S&P), ledakan bom di Jakarta memberikan sentimen negatif walaupun hanya akan temporer di pasar keuangan," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta dikutip dari Antara.

Menurut dia, euforia kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi oleh S&P masih akan menjaga rupiah untuk terhindar dari depresiasi yang terlalu dalam terhadap dollar AS.

Ia mengatakan bahwa sentimen S&P masih akan memberikan dampak positif pada pasar surat utang negara (SUN) di dalam negeri, dana asing masuk ke dalam negeri masih akan terus mengalir sehingga likuiditas dollar AS terjaga.

Di sisi lain, lanjut dia, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang "dovish" terhadap kenaikan suku bunga juga dapat menahan laju dollar AS untuk terapresiasi lebih tinggi.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa The Fed cenderung berhati-hati dalam memutuskan kenaikan suku bunganya karena dapat mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat serta global.

Menurut dia, ekonomi AS masih dihadapkan pada upaya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), mengatasi tingginya angka pengangguran, perbaikan dan pemulihan industri manufaktur, hingga upaya meningkatkan produktivitas.

"Berbagai tantangan itu dapat membuat The Fed akan berpikir ulang untuk menaikkan suku bunganya karena harus menyelaraskan dengan kebijakan moneter dari sisi pemerintahan yang baru," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×