kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Jelang RDG cenderung bergerak stabil


Senin, 19 Agustus 2019 / 20:16 WIB
Rupiah Jelang RDG cenderung bergerak stabil
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis dan ekonom kompak memproyeksikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) di 5,75%. Rupiah pun diproyeksikan bergerak stabil di pekan ini.

Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan dalam RDG suku bunga masih akan ditahan sambil melihat kondisi global dan sikap The Fed selanjutnya.

"Dalam 10 hari lagi akan ada pertemuan AS dan China, dimana sesama wakil kedua negara tersebut mengharapkan adanya kesepakatan yang tercapai," kata Faisyal, Senin (19/8).

Selain itu, Faisyal juga melihat BI masih menunggu bagaimana sikap The Fed dan bank sentral lain di September mendatang. "BI masih wait and see melihat apakah The Fed akan pangkas suku bunga secara agresif atau tidak, lagi pula pergerakan rupiah saat ini masih solid," kata Faisyal.

Baca Juga: Menteri Rini akan membahas kompensasi blackout listrik dengan Menteri Jonan

Mengutip Bloomberg, Senin (19/8), rupiah menguat tipis 0,02% ke Rp 14.238 per dolar AS.

Faisyal mengatakan rupiah masih bergerak solid karena didukung data neraca perdagangan yang lebih baik angkanya dari proyeksi para analis.  Selain itu, yiled obligasi dalam negeri masih investor asing nilai menarik. Kenaikan peringkat kredit Indonesia yang membaik juga memberi dampak positif ke rupiah.

"Saat ini tensi perang dagang juga menurun, jadi rupiah stabil," kata Faisyal.

Suku bunga diproyeksikan masih akan bertahan karena BI juga mempertimbangkan agar dana asing tak keluar bila suku bunga diturunkan.

Baca Juga: Pemerintah targetkan inflasi 2020 sebesar 3,1%, Idef: Kami pesimis

Senada, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan BI akan menahan suku bunga sambil melihat respon The Fed. Sementara, sentimen dari dalam negeri yang membuat BI masih akan menahan suku bunga adalah mempertimbangkan defisit neraca perdagangan dan pembayaran.

Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana juga mengatakan baiknya BI menahan suku bunga karena jika suku bunga turun maka bisa menghambat arus dana asing masuk, ujungnya berdampak buruk bari rupiah dan cadangan devisa.

Dalam sepekan ini, Faisyal memproyeksikan rupiah bergerak menguat terbatas jika suku bunga BI tetap. Rentang rupiah sepekan di Rp 14.150 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.

Sementara, jika BI7DRRR turun, Faisyal memproyeksikan rupiah bisa melemah ke Rp 14.260 per dollar AS hingga Rp 14.325 per dollar AS.

Baca Juga: Eksportir wiski Amerika Serikat berjuang hadapi kebijakan tarif Uni Eropa

Di akhir tahun, Faisyal mengatakan masih banyak faktor yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah, diantaranya, pertama kabinet baru Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Kedua, belum tuntasnya perang dagang dan menunjukkan tanda pelemahan ekonomi global. Ketiga, tensi geopolitik di Timur Tengah. Keempat, kebijakan The Fed jelang pemilu AS di 2020.

Di akhir tahun, Faisyal memproyeksikan rupiah berada di Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.500 per dolar AS. Sementara, Lana memproyeksikan di akhir tahun rupiah bergerak di Rp 14.200 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS.

Lana mengatakan pergerakan rupiah saat ini lebih dipengaruhi oleh pergerakan dollar AS dan yuan. Sedangkan, Fikri memproyeksikan rupiah akhir tahun berada di Rp 14.284 per dollar AS.

Baca Juga: Sentimen suku bunga BI masih pengaruhi indeks esok hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×