Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .
Senada, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan BI akan menahan suku bunga sambil melihat respon The Fed. Sementara, sentimen dari dalam negeri yang membuat BI masih akan menahan suku bunga adalah mempertimbangkan defisit neraca perdagangan dan pembayaran.
Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana juga mengatakan baiknya BI menahan suku bunga karena jika suku bunga turun maka bisa menghambat arus dana asing masuk, ujungnya berdampak buruk bari rupiah dan cadangan devisa.
Dalam sepekan ini, Faisyal memproyeksikan rupiah bergerak menguat terbatas jika suku bunga BI tetap. Rentang rupiah sepekan di Rp 14.150 per dollar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS.
Sementara, jika BI7DRRR turun, Faisyal memproyeksikan rupiah bisa melemah ke Rp 14.260 per dollar AS hingga Rp 14.325 per dollar AS.
Baca Juga: Eksportir wiski Amerika Serikat berjuang hadapi kebijakan tarif Uni Eropa
Di akhir tahun, Faisyal mengatakan masih banyak faktor yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah, diantaranya, pertama kabinet baru Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Kedua, belum tuntasnya perang dagang dan menunjukkan tanda pelemahan ekonomi global. Ketiga, tensi geopolitik di Timur Tengah. Keempat, kebijakan The Fed jelang pemilu AS di 2020.
Di akhir tahun, Faisyal memproyeksikan rupiah berada di Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.500 per dolar AS. Sementara, Lana memproyeksikan di akhir tahun rupiah bergerak di Rp 14.200 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS.
Lana mengatakan pergerakan rupiah saat ini lebih dipengaruhi oleh pergerakan dollar AS dan yuan. Sedangkan, Fikri memproyeksikan rupiah akhir tahun berada di Rp 14.284 per dollar AS.
Baca Juga: Sentimen suku bunga BI masih pengaruhi indeks esok hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News