Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip Bloomberg pada Kamis (28/2) rupiah ditutup melemah 0,28% menjadi Rp 14.069 per dollar Amerika Serikat (AS). Begitu pun dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda terkoreksi 0,41% atau sekitar Rp 14.062 per dollar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai bahwa pencapaian rupiah hari ini tidak terlepas dari masalah Brexit.
Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Selasa (26/2) telah menawarkan anggota parlemen kesempatan untuk memberikan suara dalam dua minggu untuk Brexit yang tidak ada kesepakatan atau untuk menunda keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE).
“Jika usahanya untuk meratifikasi perjanjian gagal, UE mendorong penundaan yang lebih lama,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Kamis (28/2).
Ia menegaskan ini mencerminkan fakta bahwa data ekonomi dari Eropa sangat buruk dalam beberapa bulan terakhir dan ketegangan politik meningkat di negara-negara anggota.
Selain itu, katanya ketegangan antara Pakistan dan India mengenai Kasmir menjadi perbincangan hangat, karena kedua negara tersebut adalah negara yang memiliki reaktor nuklir.
Disisi lain bahwa India merupakan negara berkembang yang saat ini merupakan negara yang penting di Asia. Makanya sentimen ini sedikit memengaruhi rupiah.
Ibrahim meramal perdagangan pada Jumat (1/3) memprediksi rupiah akan di perdagangkan melemah dengan rentang harga Rp.14.030-Rp. 14.090 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News