Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (2/4). Mengutip Bloomberg, Selasa (2/4), kurs rupiah melemah 0,01% ke level Rp 15.897 per dolar Amerika Serikat (AS). Adapun indeks dolar terpantau naik tipis ke level 104,760.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks manajer pembelian manufaktur ISM secara tak terduga naik ke angka 50,3 dari 47,8. Indeks melampaui 50, yang mengindikasikan ekspansi di bidang manufaktur, untuk pertama kalinya sejak September 2022.
Produksi meningkat tajam dan pesanan baru meningkat. Hal ini menunjukkan kekuatan perekonomian dan menimbulkan keraguan mengenai waktu penurunan suku bunga The Fed.
“Data manufaktur yang kuat membuat imbal hasil Treasury AS lebih tinggi, dengan imbal hasil obligasi bertenor dua tahun dan 10 tahun naik ke level tertinggi dalam dua minggu, sehingga meningkatkan dolar AS,” kata Ibrahim dalam riset harian, Selasa (2/4).
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah Tipis 0,01% ke Rp 15.897 Per Dolar AS Pada Selasa (2/4)
Ibrahim mengatakan bahwa pasar kini memperkirakan peluang sebesar 61% bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Juni, dibandingkan dengan 70% pada minggu sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool. Mereka juga memperkirakan pemotongan suku bunga total sebesar 68 basis poin tahun ini, turun dari prediksi sebelumnya 75 bps.
Selain itu, Ibrahim mengatakan sentimen dari dalam negeri datang dari pasar yang memantau posisi utang pemerintah, di mana tercatat berada di angka Rp 8.319,2 triliun hingga 29 Februari 2024. Jumlah ini naik dari posisi akhir Januari, yang senilai Rp 8.253,09 triliun atau bertambah Rp 66,13 triliun dalam kurun waktu satu bulan. Utang pemerintah ini setara dengan 39,06% produk domestik bruto (PDB) dan melanjutkan tren tertinggi sepanjang masa.
Padahal, dalam buku APBN Kita edisi Maret 2024 mencatat rasio utang pada Februari masih di bawah batas aman rasio utang sesuai dengan Undang-Undang (UU) NO. 17/2023 yang sebesar 60%. Pengelolaan portofolio utang berperan besar dalam menjaga kesinambungan fiskal secara keseluruhan.
Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah pada perdagangan besok, Rabu (3/4) akan fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 15.880 per dolar AS-Rp 15.940 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Stagnan di Level Rp 15.909 Per Dolar AS Pada Selasa (2/4)
Sementara itu, Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong memperkirakan, pada perdagangn besok Rabu (3/4) rupiah masih akan tertekan terhadap dolar AS yang menguat setelah serangkaian data ekonomi AS yang lebih kuat.
“Sehingga investor cenderung menghindari mata uang berisiko menjelang data penting tenaga kerja AS NFP pada Jumat ini, (5/4),” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (2/4).
Lukman memproyeksi bahwa rupiah masih akan tertekan hingga akhir semester pertama 2024. Menurut dia, hal tersebut karena adanya kebijakan suku bunga the Fed dan harga komoditas yang melemah.
Lukman memperkirakan mata uang rupiah pada perdagangan besok, Rabu (3/4) masih ditutup melemah di rentang Rp 15.850 per dolar AS-Rp 15.950 per dolar AS.
“Untuk besok hari, investor akan mengantisipasi data ekonomi China Caixin sektor jasa,” pungkas Lukman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News