Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak menguat pada Selasa (29/4). Namun, penguatannya diperkirakan tak berlanjut sejalan dengan risiko dari data PMI Manufaktur China yang terkontraksi.
Rupiah spot ditutup menguat 0,56% ke Rp 16.761 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan rupiah di Jisdor Bank Indonesia menguat 0,44% ke Rp 16.787 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, menguatnya rupiah seiring penurunan tensi dagang di kawasan Asia. Alhasil, mampu mendorong mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS.
Baca Juga: Dibayangi Tekanan dari China dan AS, Rupiah Berpotensi Balik Melemah, Rabu (30/4)
"Lalu, berbagai pernyataan dari Donald Trump semakin mengafirmasi bahwa tekanan dari perang dagang sudah cenderung melunak, sehingga memicu optimisme terkait dengan prospek perekonomian Asia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (29/4).
Hanya saja, rupiah berpotensi melemah hari ini, sejalan dengan risiko dari data PMI Manufaktur China yang terkontraksi. Selain itu, data harga rumah AS yang diperkirakan meningkat.
"Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 16.750 - Rp 16.875 per dolar AS," imbuhnya.
Selanjutnya: 5 Negara dengan Investasi Terbesar di RI pada Kuartal I 2025, AS Tak Masuk Daftar
Menarik Dibaca: 6 Festival Konser Musik Paling Populer di Dunia, Ada Waterbomb Festival
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News