Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sesuai perkiraan, langkah preventif Bank Indonesia (BI) mampu membatasi depresiasi rupiah pada perdagangan Rabu (23/4).
Menurut data Bloomberg, rupiah spot pada perdagangan Rabu (23/4) berada di posisi Rp 16.871 per dolar Amerika Serikat (AS) atau terkoreksi 0,07% dari hari sebelumnya. Adapun rupiah di Jisdor Bank Indonesia (BI) juga ikut terkoreksi 0,10% secara harian menjadi Rp 16.880 per dolar AS
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah tengah berada di posisi sulit. Bahkan, euforia risk on di pasar ekuitas gagal mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.
Sebagai informasi, indeks dolar (DXY) berada di level 99,1 atau menguat 0,27% dari sesi sebelumnya. Namun secara kumulatif, nilainya masih berada di bawah 100 dan terkoreksi lebih dari 8% ytd.
“Artinya, ditengah pelemahan dolar kemarin pun rupiah tidak mampu memanfaatkan momentum itu untuk unjuk gigi,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).
Baca Juga: BI Sudah Borong SBN Rp 80,98 Triliun untuk Stabilkan Rupiah
Baru-baru ini, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan mengenai rencana dialog AS - China yang akan terjadi dalam waktu dekat dan rencana penurunan tarif impor China secara substansial. Ditambah klarifikasi Presiden AS Donald Trump yang menyangkal kemungkinan dirinya untuk memecat ketua Federal Reserve (Fed).
“Harapan kesepakatan dagang antara kedua negara ini justru lebih mendongkrak dolar AS, yang pada gilirannya membuat rupiah semakin kehilangan pamor,” terang Lukman.
International Monetary Fund (IMF) melalui rilis edisi terbaru World Economic Outlook, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1% menjadi 4,7%.
Lukman menilai, saat ini atensi investor tidak sepenuhnya terpusat pada proyeksi IMF. Apalagi proyeksi ini berdasarkan eskalasi terbaru kekhawatiran perang tarif, yang kondisinya dapat terus berubah seiring dengan perkembangan.
“Saat ini pasar cenderung wait and see menanti perkembangan lebih lanjut dari AS, khususnya kebijakan dan pernyataan Trump bersama anggota kabinetnya,” jelas Lukman.
Dari domestik, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) yang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan alias BI-Rate di level 5,75% sesuai harapan
Lukman bilang, langkah ini mampu menyokong pergerakan rupiah.
Baca Juga: Butuh Suntikan US$ 4 Miliar ke Pasar Valas agar Rupiah Menguat ke Level Rp 16.500
Sementara itu, Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata optimistis, pergerakan rupiah Kamis (24/4) berpotensi menguat. Hal ini didasari oleh data-data PMI AS di bulan April baik manufaktur ataupun jasa yang akan rilis pada malam ini.
“Data tersebut diproyeksikan melemah. Jadi, jika sesuai dengan perkiraan maka rupiah kemungkinan akan menguat. Untuk perdagangan besok, perkiraan saya akan bergerak dikisaran Rp 16.800 per dolar AS hingga Rp 16.925 per dolar AS,” tutup Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).
Tidak jauh berbeda, Lukman juga memproyeksikan rupiah bergerak dikisaran Rp 16.800 per dolar AS - Rp 16.900 per dolar AS.
Selanjutnya: Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B Garapan Waskita Karya (WSKT) Capai 51,19%
Menarik Dibaca: Apakah Anak-Anak Boleh Minum Kopi? Ini Jawabannya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News