Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan di awal sesi perdagangan Rabu (23/4). Investor menanti hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) petang nanti.
Berdasar data Bloomberg, kurs rupiah pada perdagangan Rabu (23/4) pukul 13.52 WIB, berada di posisi Rp 16.874 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,08% dibandingkan pada perdagangan kemarin.
Namun, dalam sebulan, rupiah terkoreksi 1,81% dan 4,40% secara year to date (ytd).
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, tidak hanya rupiah, sejumlah mata uang emerging market Asia lainnya juga turut terjerembap di tengah ketidakpastian ekonomi dari sikap dan kebijakan Trump yang kontroversi serta inkonsisten.
Baca Juga: Rupiah Spot Dibuka Melemah pada Perdagangan Rabu (23/4) Pagi
Baru-baru ini, Gedung Putih memberikan sinyal rencana dialog AS - China yang akan terjadi dalam waktu dekat ini. Ditambah dengan klasifikasi Trump yang menampik bahwa dirinya ingin merecoki independensi Federal Reserve (Fed) dengan berencana memecat ketua Fed.
Perkembangan positif ini memicu sentimen risk on di pasar global. Perlahan permintaan aset berdenominasi dolar AS kembali meningkat. Hal ini dibuktikan dengan indeks dolar (DXY) yang rebound 0,33% pada perdagangan kemarin. Meskipun secara kumulatif masih tertekan lebih dari 8% ytd.
“Artinya, mata uang rupiah dan EM currency lainnya tidak mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).
Meski begitu, jika benar tercapai kesepakatan, tentunya ini dapat menjadi angin segar bagi eksistensi rupiah dan mata uang EM lainnya. Rupiah akan kembali berpotensi menarik bagi investor.
Namun tampaknya hal tersebut tidak mudah terjadi. Apalagi, sejak Trump mengibarkan bendera perang, China cenderung merespons dengan perlawanan.
“Bisa dibilang, untuk mencapai kesepakatan tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Sehingga investor cenderung wait and see pada hasil yang nyata daripada terlalu berharap pada sekedar pernyataan dari gedung putih,” nilai Lukman.
Baca Juga: Tekanan Rupiah Masih Berlanjut hingga Akhir Kuartal II, Begini Proyeksi Analis
Salah satunya, hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang akan diumumkan sore ini. Perkiraannya, BI akan kembali menahan suku bunga acuan untuk menyokong pamor rupiah.
Pendapatan serupa juga disampaikan oleh Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata. Josua juga meyakini bahwa Bank Indonesia akan kembali menahan suku bunga.
Jelang pengumuman hasil RDG BI bulan April 2025, nilai tukar rupiah cenderung mengalami pelemahan mengikuti pelemahan sebagian besar mata uang Asia pasca penguatan dollar AS pada sesi perdagangan AS kemarin.
Tadi malam, International Monetary Fund (IMF) juga merilis edisi terbaru World Economic Outlook. IMF merevisi turun pertumbuhan PDB global dari sebelumnya 3,3% menjadi 2,8%, terutama karena kekhawatiran dampak kebijakan tarif AS. IMF juga merevisi turun proyeksi PDB Indonesia dari 5,1% menjadi 4,7%.
“Perkiraan saya nilai tukar rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp 16.800 per dolar AS hingga Rp 16.925 per dolar AS,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (23/4).
Sementara Lukman tetap menaruh optimismenya pada pergerakan rupiah di akhir perdagangan hari ini seiring dengan hasil keputusan suku RDGBI petang ini.
Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.750 per dolar AS - Rp 16.900 per dolar AS.
Selanjutnya: Proposal Perdamaian AS: Donald Trump Usulkan Rusia Tetap Kuasai Wilayah Ukraina
Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis Periode 16-30 April 2025, Redoxon-Koolfever Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News