kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.517.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%
  • IDX 7.325   -69,45   -0,94%
  • KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%
  • LQ45 866   -9,18   -1,05%
  • ISSI 225   -1,80   -0,79%
  • IDX30 443   -4,72   -1,05%
  • IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%
  • IDX80 126   -1,29   -1,01%
  • IDXV30 131   -0,17   -0,13%
  • IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah di Awal Pekan


Minggu, 15 Desember 2024 / 19:27 WIB
Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah di Awal Pekan
ILUSTRASI. Pergerakan rupiah yang diproyeksi lanjutkan pelemahan pada perdagangan awal pekan ini


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini. Kebijakan terkait suku bunga hingga ekonomi dalam negeri dinilai menjadi pemicunya.

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level terburuk sejak 7 Agustus 2024 di posisi Rp 16.009 per per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (13/12). Rupiah melemah 0,4% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.945 per dolar AS.

Analis Doo Financianl Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah melemah disebabkan oleh penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia seperti Yen, EUR, CHF, GBP. Yen melemah oleh menurunnya harapan Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga minggu depan.

EUR oleh pemangkasan suku bunga 25bps dan CHF 50bps. GBP pun melemah oleh data PDB yang lebih lemah atau kontraksi dua bulan berturut.

"Jadi indeks dolar AS terus naik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/12).

Baca Juga: Kebijakan Trump Berpotensi Tekan Rupiah dan Obligasi Indonesia

Untuk pekan ini, Lukman memperkirakan, rupiah masih akan tertekan terhadap dolar AS. Apalagi pekan ini investor masih akan menghadapi dua even penting AS yaitu FOMC dan inflasi PCE AS.

Sedangkan untuk Senin (16/12), akan dirilis data penjualan ritel China yang diperkirakan masih lemah. "Walau demikian, BI diperkirakan masih akan mengintervensi apabila rupiah melemah terlalu besar," katanya.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menambahkan bahwa tekanan rupiah efek dampak kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang diproyeksikan mulai berlaku pada 2025.

"Kebijakan tersebut berpotensi menambah penerimaan negara hingga Rp 75 triliun, tetapi efeknya terhadap ekonomi makro tidak dapat diabaikan," katanya.

Resiko terhadap inflasi dan daya beli masyarakat harus diwaspadai. Sebagai contoh, pada 2022 ketika PPN naik menjadi 11%, inflasi meningkat hingga 0,95% dalam satu bulan, sehingga dampak serupa bisa terjadi, bahkan lebih besar.

Dus, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp 15.090 - Rp 16.070 per dolar AS. Lalu Lukman di kisaran Rp 15.950 - Rp 16.100 per dolar AS pada Senin (16/12).

Selanjutnya: Mau Aktifkan ShopeePay? Czek Cara-Caranya Ini, Bisa Tanpa KTP

Menarik Dibaca: Daerah Ini Alami Hujan Petir, Simak Prakiraan Cuaca Besok (16/12) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×