Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Debat calon presiden di Amerika Serikat (AS) belum mampu menggerakkan pasar secara signifikan, nilai tukar pada perdagangan awal Oktober (1/10) berpotensi melanjutkan penguatan tipis.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (30/9) kurs rupiah tercatat menguat sebanyak 0,10% ke Rp 14.880 per dolar AS. Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah menguat tipis 0,01% ke level Rp 14.918 per dolar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.920 per dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, penguatan rupiah yang cenderung tipis pada perdagangan Rabu (30/9) didominasi sentimen depat calon presiden AS dan rilis data China.
"Debat capres cenderung tidak mendorong pasar ke arah sentimen tertentu, karena belum adanya isu ekonomi dan politik strategis yang dibahas," kata Josua kepada Kontan, Rabu (30/9).
Baca Juga: Menanti data AS, kurs rupiah berpeluang melemah besok
Sementara itu, data PMI China berhasil mencatatkan kenaikan menjadi 51,5 poin, setelah di bulan sebelumnya berada di level 51 poin. Di sisi lain, pasar saham Indonesia justru mengalami penurunan sebesar 0,19% ke level 4.870. Ini sejalan dengan keluarnya investor asing dari pasar saham sebanyak US$ 32,38 juta.
Berkaca dari kondisi tersebut, Josua memprediksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.825 per dolar AS, hingga Rp 14.950 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan Kamis (1/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News