Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot menguat 0,88% ke level Rp 15.425 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (2/12). Dalam sepekan, rupiah menguat 1,58% dari posisi Rp 15.673 pada penutupan Jumat pekan lalu. Penguatan rupiah ini diyakini akan berlanjut pada pekan depan.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, penguatan rupiah pekan depan didorong beberapa sentimen pasar.
"Investor akan menantikan data cadangan devisa Indonesia, indeks kepercayaan konsumen dan penjualan retail," ucap Lukman, Jumat (2/12).
Baca Juga: Rupiah dalam Sepekan Terkerek Arah Bunga Fed
Lukman memperkirakan, pergerakan rupiah akan ada di kisaran di Rp 15.300-Rp 15.700 per dolar AS pada pekan depan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga memperkirakan rupiah akan bergerak menguat di kisaran Rp 15.300-Rp 15.500 per dolar AS pada pekan depan.
Sementara Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengestimasi rupiah akan bergerak pada kisaran di Rp 15.315-Rp 15.525 pada pekan depan.
Sepanjang pekan lalu, Renny menilai penguatan rupiah didorong oleh pernyataan The Fed terkait suku bungan acuannya. Bank sentral AS ini mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan yang tidak terlalu besar.
Hal ini seiring dengan ekspektasi inflasi yang mulai menurun. Pernyataan The Fed mengurangi tekanan di pasar sehingga membuat yield US treasury tergerus.
Rilis inflasi dalam negeri yang lebih rendah juga menjadi sentimen positif bagi rupiah.
"Kondisi ini mencerminkan keberhasilan pemerintah mengendalikan harga bahan makanan dan menurunkan ekspektasi inflasi yang dikhawatirkan meningkat ke depan," kata Reny saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/12).
Sebagai informasi, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2022 adalah sebesar 5,42% secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,71% secara tahunan.
Baca Juga: Rupiah Menguat 1,58% Terhadap Dolar AS Dalam Sepekan
Lukman menambahkan, sentimen positif untuk rupiah juga berasal dari adanya ekspektasi pelonggaran kebijakan zero-covid di China. Jika hal ini terjadi, maka akan meningkatkan permintaan energi dari negara tersebut yang memberi keuntungan bagi Indonesia sebagai eksportir komoditas energi.
Sedangkan Sutopo mengatakan, pasar juga mengantisipasi data gaji non-pertanian (non-farm payroll) AS untuk November 2022. Berkat penguatan rupiah, indeks dolar mendekati posisi terendah selama 16 minggu, yakni di bawah 105.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News