kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Rupiah Berpotensi Koreksi Terbatas Pada Kamis (22/8), Cermati Sentimen Penggeraknya


Kamis, 22 Agustus 2024 / 07:00 WIB
Rupiah Berpotensi Koreksi Terbatas Pada Kamis (22/8), Cermati Sentimen Penggeraknya
ILUSTRASI. Rupiah diperkirakan berpeluang terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/8) seiring aksi profit taking. ANTARA FOTO/Reno Esnir/Spt.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan berpeluang terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/8) seiring aksi profit taking yang dilakukan investor.

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah ditutup beragam pada Rabu (21/8). Di pasar spot, rupiah ditutup terkoreksi 0,41% ke Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,15% ke Rp 15.456 per dolar AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah spot lebih disebabkan aksi profit taking setelah penguatan yang sangat tajam akhir-akhir ini. Di sisi lain, dolar AS juga sedikit rebound walau masih tertekan.

"Investor mengantisipasi pernyataan dovish dari Powell pada Rabu (21/8) malam dalam risalah pertemuan FOMC," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).

Baca Juga: Rupiah Berotot Menanti The Fed Memangkas Bunga

Untuk Kamis (22/8), rupiah diperkirakan masih berpotensi terimbas aksi profit taking walau terbatas. Namun, penggerak rupiah masih akan bergantung pada isi pidato Powell malam ini, sembari investor menantikan pidato Powell pada event Jackson Hole.

Dari domestik, investor menantikan data neraca transaksi berjalan yang dalam dalam empat kuartal terakhir terus mengakami defisit. 

"Pasar memproyeksikan kali ini neraca transaksi berjalan ini masih defisit sebesar US$ 900 juta," sehingga berpotensi menekan rupiah," kata Lukman.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana justru melihat rupiah lebih positif. Ia memperkirakan rupiah terapresiasi pada Kamis (22/8).

Baca Juga: BI Diperkirakan Turunkan Suku Bunga 50 bps di 2024

"BI mempertahankan suku bunga di level 6,25% dan stabilitas rupiah sehingga saya pikir akan membuat pasar confident terhadap rupiah," sebutnya.

Namun memang, penguatan rupiah  hari ini masih akan terbatas. Sebab, pasar masih menantikan pidato Powell pada Jackson Hole yang diharapkan membuka ruang lebih besar terhadap penurunan Fed Rate.

Fikri memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.420 - Rp 15.580 per dolar AS. 

Sementara Lukman di kisaran Rp 15.450 - Rp 15.550 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×