kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

Rupiah Berpotensi Koreksi Terbatas Pada Kamis (22/8), Cermati Sentimen Penggeraknya


Kamis, 22 Agustus 2024 / 07:00 WIB
Rupiah Berpotensi Koreksi Terbatas Pada Kamis (22/8), Cermati Sentimen Penggeraknya
ILUSTRASI. Rupiah diperkirakan berpeluang terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/8) seiring aksi profit taking. ANTARA FOTO/Reno Esnir/Spt.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan berpeluang terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/8) seiring aksi profit taking yang dilakukan investor.

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah ditutup beragam pada Rabu (21/8). Di pasar spot, rupiah ditutup terkoreksi 0,41% ke Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat dan di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,15% ke Rp 15.456 per dolar AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah spot lebih disebabkan aksi profit taking setelah penguatan yang sangat tajam akhir-akhir ini. Di sisi lain, dolar AS juga sedikit rebound walau masih tertekan.

"Investor mengantisipasi pernyataan dovish dari Powell pada Rabu (21/8) malam dalam risalah pertemuan FOMC," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8).

Baca Juga: Rupiah Berotot Menanti The Fed Memangkas Bunga

Untuk Kamis (22/8), rupiah diperkirakan masih berpotensi terimbas aksi profit taking walau terbatas. Namun, penggerak rupiah masih akan bergantung pada isi pidato Powell malam ini, sembari investor menantikan pidato Powell pada event Jackson Hole.

Dari domestik, investor menantikan data neraca transaksi berjalan yang dalam dalam empat kuartal terakhir terus mengakami defisit. 

"Pasar memproyeksikan kali ini neraca transaksi berjalan ini masih defisit sebesar US$ 900 juta," sehingga berpotensi menekan rupiah," kata Lukman.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana justru melihat rupiah lebih positif. Ia memperkirakan rupiah terapresiasi pada Kamis (22/8).

Baca Juga: BI Diperkirakan Turunkan Suku Bunga 50 bps di 2024

"BI mempertahankan suku bunga di level 6,25% dan stabilitas rupiah sehingga saya pikir akan membuat pasar confident terhadap rupiah," sebutnya.

Namun memang, penguatan rupiah  hari ini masih akan terbatas. Sebab, pasar masih menantikan pidato Powell pada Jackson Hole yang diharapkan membuka ruang lebih besar terhadap penurunan Fed Rate.

Fikri memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.420 - Rp 15.580 per dolar AS. 

Sementara Lukman di kisaran Rp 15.450 - Rp 15.550 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×