kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rupiah Menguat di Perdagangan Kamis (21/3), Terangkat Sentimen Suku Bunga Fed


Kamis, 21 Maret 2024 / 20:03 WIB
Rupiah Menguat di Perdagangan Kamis (21/3), Terangkat Sentimen Suku Bunga Fed
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah berbalik menguat di perdagangan Kamis (21/3). Mata uang garuda terapresiasi sentimen hasil rapat The Fed bulan Maret 2024.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/3), rupiah spot menguat sekitar 0,34% ke level penutupan Rp 15.669 per dolar AS. Rupiah Jisdor juga menguat sekitar 0,41% ke level Rp 15.662 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, rupiah terapresiasi hari ini didukung sentimen hasil rapat FOMC bulan Maret. Dalam pengumuman hasil rapat FOMC, The Fed merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi serta inflasi inti, namun Fed masih memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar 75bps di tahun ini.

Baca Juga: Rupiah Bakal Terapresiasi Bila Suku Bunga Mulai Diturunkan di Semester II-2024

Fed juga menyatakan akan memperlambat proses Quantitative Tightening (QT) untuk menjaga stabilitas. Nada dan sinyal dari the Fed cenderung mengarah kepada sinyal dovish, sehingga sentimen risk-on meningkat. 

"Membaiknya sentimen risiko tersebut kemudian mendorong penguatan mata uang global terhadap Dollar AS," kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3).

Di sisi lain, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo melihat, dolar AS meluncur ke posisi terendah satu minggu.

Pelemahan dolar AS karena Federal Reserve mempertahankan prospek penurunan suku bunga tiga kali pada tahun ini. 

Baca Juga: Melemah Sejak Awal Tahun, BI Optimistis Nilai Tukar Rupiah Masih Stabil

Bank sentral mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Maret seperti yang diharapkan secara luas dan terus memberikan sinyal penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini, meskipun mereka memperkirakan penurunan suku bunga akan berkurang satu kali pada tahun 2025.

Greenback melemah secara keseluruhan, dengan aktivitas penjualan paling menonjol terlihat terhadap dolar Australia. Namun, secara keseluruhan data ekonomi AS masih sangat mendukung greenback. 

"Penurunan nilai tukar dolar, menurut hemat saya, hanya aksi taking profit semata," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (21/3).

Baca Juga: Inflasi Rawan Naik, Rupiah Masih Dibayangi Suku Bunga Tinggi Amerika

Kalau Josua melihat penguatan rupiah masih berpotensi lanjut di perdagangan Jumat (22/3). Sentimen akan datang dari rilis data ekonomi AS yang dirilis nanti malam yakni potensi kenaikan data Initial Jobless Claims. 

US Initial Jobless Claims pada Maret diperkirakan naik ke level 213 ribu dari 209 ribu. Selain itu, data US Manufacturing PMI juga diperkirakan turun pada bulan Maret 2024 ke level 51,8 dari sebelumnya 52,2. 

"Data-data ekonomi AS tersebut akan memberikan indikasi perlambatan ekonomi AS, sehingga berpotensi berdampak pada pelemahan dolar AS," imbuh Josua.

Baca Juga: BI Pastikan Kenaikan Suku Bunga Jepang Tak Berdampak ke Rupiah

Namun, Josua bilang, data rilis inflasi Jepang diperkirakan meningkat. Sehingga ini berpotensi mendorong sentimen risk-off di pasar keuangan Asia.

Menurut Josua Rupiah akan berpotensi bergerak di kisaran Rp15.600 - Rp 15.700 per dolar AS pada perdagangan Jumat (22/3). Senada, Sutopo memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 15.600 - 15.700 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×