kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Round up kinerja emiten tambang BUMN, Timah (TINS) paling tertekan


Senin, 20 April 2020 / 04:40 WIB
Round up kinerja emiten tambang BUMN, Timah (TINS) paling tertekan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .

2. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Emiten yang terkenal dengan produk logam mulianya ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 32,71 trilun pada tahun lalu, naik 29,44% dari realisasi penjualan tahun sebelumnya yang hanya Rp 25,27 triliun.

Meski demikian, laba bersih emiten konstituen Indeks Kompas100 ini justru menyusut. ANTM mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 193,85 miliar atau turun 88,15% secara tahunan.

Salah satu penyebab turunnya laba bersih konstituen Indeks Kompas100 ini adalah naiknya pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, melonjak 37,15% menjadi Rp 28,27 triliun.

“Hal ini seiring dengan kenaikan volume produksi dan penjualan Aneka Tambang serta terkonsolidasinya beban dari entitas anak perusahaan,” tulis manajemen Aneka Tambang dalam rilis resmi, Kamis (16/4).

Kinerja operasional 2019 :
Penjualan emas : 34.016 kilogram atau 1.093.639 troy oz, (naik 2%)
Penjualan feronikel : 26.212 Tni (naik 9%)
Penjualan Bijih nikel : 7,6 juta wet metric ton (wmt)

Produksi :
Produksi emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung : 1.963 kg atau 63.111 troy oz
produksi feronikel : 25.713 ton nikel dalam feronikel (Tni) (naik 3%)
produksi bijih nikel : 8,70 juta wmt.

Baca Juga: Terdampak corona, simak proyeksi analis terhadap kinerja PT Timah (TINS) tahun ini

3. PT Timah Tbk (TINS)
TINS menjadi emiten tambang milik negara yang kinerjanya paling tertekan. Emiten yang berbasis di Kepulauan Bangka Belitung ini harus menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk Rp 611,28 miliar pada tahun lalu.

Meski demikian, pendapatan TINS melonjak 75,13% menjadi Rp 19,30 triliun. Naiknya pos beban, seperti beban pendapatan usaha yang melesat 82,79% ke Rp 18,17 triliun ditengarai menjadi salah satu penghambat kinerja emiten pelat merah ini.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan mengatakan, ke depan TINS sudah menyiapkan langkah - langkah perbaikan untuk peningkatan kinerja, yakni melalui efisiensi di setiap lini bisnis, optimalisasi alat produksi, serta menjaga kinerja produksi dan penjualan agar cash flow dan margin tetap optimal.

“Efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya administrasi dan umum, serta negosiasi terhadap pihak ketiga terkait dengan maintenance alat produksi dan biaya operasional,” ujar Umar kepada Kontan.co.id, Jumat (17/4).

Kinerja operasional 2019 :
Produksi timah : 76.389 metric ton (naik 128,4%).
Penjualan timah : 67.704 metric ton ( naik 50,05%)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×