kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,78   -1,52   -0.17%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resesi di depan mata, ini rekomendasi susunan portofolio investasi terbaru


Senin, 10 Agustus 2020 / 04:47 WIB
Resesi di depan mata, ini rekomendasi susunan portofolio investasi terbaru
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara dunia tak bisa menghindari resesi. Posisi perekonomian Indonesia pun sudah berada di jurang resesi. Tengok saja, pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan minus 5,3%. 

Nah, dalam kondisi seperti ini, bagaimana susunan portofolio investasi yang bisa dilakukan? 

- Pasar obligasi lebih menarik dari pasar saham

Chief Investment Officer PT Insight Investments Management Genta Wira Anjalu mengingatkan bahwa kondisi pasar saat ini bergerak divergence dengan kondisi ekonomi maupun perkembangan kasus virus corona. Setelah April hingga Jumat (7/8), IHSG dan pasar obligasi rebound signifikan dengan masing-masing berhasil naik 15,18% dan 9,47%.

Baca Juga: PDB Indonesia masih lebih baik, lelang sun diramal masih akan ramai

Genta menyebut, massive liquidity yang dipompa The Fed dan bank sentral lainnya menjadi faktor pemicunya. Pada akhirnya, berbagai sentimen negatif seperti ketegangan AS-China, pemulihan ekonomi yang mungkin lebih lama dari ekspektasi, kenaikan jumlah kasus virus corona seolah dilupakan pasar. Banjir likuiditas tersebut membuat pergerakan pasar menjadi divergence terhadap kondisi riil ekonomi.

“Dengan kondisi saat ini, kami memproyeksikan yield SUN bertenor 10 tahun akan berada di kisaran di 6.25% - 6.50% pada akhir tahun atau masih memiliki potential upside sebesar 5% - 7%. Sementara untuk IHSG kami perkirakan akan mencapai level 5.400 pada akhir tahun nanti atau masih memiliki potential upside senilai 5%,” ujar Genta kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8).

Baca Juga: Saham-saham LQ45 ini punya PER rendah, mana yang masih menarik?

Dengan adanya ancaman resesi, Genta melihat setidaknya hingga akhir tahun ini pasar obligasi lebih menarik dibandingkan pasar saham. Pasalnya, ancaman krisis ini secara fundamental membuat prospek pertumbuhan cenderung turun, dan bahkan terdapat ancaman deflasi. Tapi hal ini justru malah baik untuk pasar obligasi di mana artinya global interest rate akan lebih rendah untuk waktu yang lama di tengah ramai-ramai menurunkan suku bunga.

“Tapi kita juga tidak bisa mengesampingkan massive liquidity serta berbagai stimulus yang dilakukan bank sentral maupun pemerintah berbagai negara dapat mendorong aset finansial seperti saham untuk bergerak naik. Yang perlu dicatat adalah stimulus yang terjadi kali ini jauh lebih besar daripada tahun Global Financial Crisis tahun 2008,” tambah Genta.

Melihat situasi ini, Genta memberikan rekomendasi kepada para investor moderat mengenai susunan portofolionya. Genta merekomendasikan investor bisa menyusun portofolionya dengan meletakkan 50% pada obligasi, 30% pada saham, dan 20% pada pasar uang.

Baca Juga: 10 saham ini jadi laggard IHSG, cermati rekomendasi analis

- Pasar saham untuk jangka panjang

Di tengah memburuknya perekonomian dan ancaman resesi, Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin menilai, prospek investasi saat ini masih tetap menarik, terlebih untuk jangka panjang. Pasalnya, dengan dilonggarkannya kembali aktivitas sosial, terlihat aktivitas ekonomi mulai meningkat kembali, terlihat pada bulan Juli lalu. Sehingga ia yakin prospek investasi masih menarik selama ekonomi menunjukkan pemulihan sepanjang semester kedua tahun ini.

Baca Juga: Jadi primadona, emas lebih diburu ketimbang dolar AS pada krisis kali ini

Toufan masih optimistis terhadap kinerja pasar saham maupun obligasi. Ia menilai, IHSG saat ini tergolong undervalued dan pasar pun sudah memperkirakan kinerja emiten di kuartal kedua pada bulan Maret-April lalu.

Hasil kinerja emiten pada kuartal II- 2020 pun tercatat tidak separah ekspektasi awal tahun, terutama pada sektor perbankan. Sementara pasar obligasi pun sudah lebih stabil dan diharapkan yieldnya akan mulai turun secara kontinu.

Baca Juga: Saham-saham ini dinilai punya valuasi murah, simak rekomendasinya

“Walaupun pada kuartal ketiga ini volatilitas masih tinggi karena masih ada kekhawatiran jumlah kasus virus corona yang terus bertambah, perkembangan ekonomi dan tensi politik global masih akan mewarnai pergerakan bursa. Namun dengan pemulihan aktivitas ekonomi terutama pada regional Asia, kami optimistis IHSG dapat kembali menyentuh level 5.200-5.500 di akhir tahun,” ujar Toufan kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8).

Dengan kondisi tersebut, Toufan menilai, pasar saham jadi instrumen investasi jangka panjang yang menarik. Toufan menyebut, Sucorinvest melalui reksadana Sucorinvest Equity Fund (SEF) memiliki strategi overweight terhadap sektor perbankan. Alasannya, likuiditas dan margin yang masih cukup terjaga di tengah penurunan suku bunga dan relatif singkatnya masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca Juga: IHSG Sepekan ke Depan Cenderung Melemah, Ada Peluang Bagi Investor

“Sektor infrastruktur juga jadi pilihan menarik karena dengan pulihnya aktivitas manufaktur akan mendorong kembali volume permintaan gas industri dan harga gas yang cukup rendah akan menopang marjin dari sektor pembangkit. Seiring meningkatnya kembali aktivitas industri di China, permintaan komoditi terkait energi dan metal juga akan menjadi sentimen positif bagi sektor pertambangan,” tambah Toufan.

Namun, untuk investasi jangka pendek, Toufan masih menilai, pasar obligasi jadi pilihan yang paling optimal untuk saat ini. Oleh karena itu, ia merekomendasikan kepada investor berprofil moderat dengan jangka investasi lebih dari 1 tahun dapat memperbesar aset obligasinya.

Baca Juga: Mengatur Portofolio Investasi Asuransi agar Nasabah Tak Merugi

“Investor bisa mengalokasikan investasi pada 60% reksadana pendapatan tetap atau dikombinasikan dengan SUN dengan tenor kurang lebih 5 tahun. Lalu 30% pada reksadana pasar uang atau deposito, sementara 10% sisanya pada reksadana saham,” imbuh Toufan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×