kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rencana pertemuan Donald Trump dengan Liu He jadi sentimen yang menguatkan rupiah


Jumat, 22 Februari 2019 / 17:44 WIB
Rencana pertemuan Donald Trump dengan Liu He jadi sentimen yang menguatkan rupiah


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He, pada Jumat waktu AS dinilai menjadi penggerak mata uang Garuda menguat pada penutupan perdagangan pasar spot Jumat (22/2).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat tipis 0,09% ke level Rp 14.058 per dollar AS pada perdagangan Jumat (22/2). Sedangkan dalam satu pekan terakhir, rupiah terapresiasi 0,67%.

Sementara itu, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia untuk hari ini melemah 0,15%. Adapun sepanjang pekan ini, rupiah di BI menguat 0,26%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, aksi profit taking yang biasa diambil oleh para pelaku pasar menjelang akhir pekan tidak terjadi minggu ini. Hal ini didorong oleh sentimen positif yang datang dari eksternal.

“China sudah mengajukan proposal terkait dengan rencana pembelian produk agrikultur AS sebesar US$ 30 miliar. Hal ini dinilai menjadi dasar keberadaan solusi atas perang dagang. Kalaupun pada 1 Maret belum terjadi kesepakatan antar keduanya, bisa dipastikan waktu akan kembali diperpanjang,” tutur Josua pada Kontan.co.id Jumat (22/2).

Tak hanya Indonesia, beberapa mata uang Asia juga terlihat menguat di hadapan dollar AS sore ini. Baht Thailand menguat sebesar 0,29%, yen Jepang menguat sebesar 0,06%, dollar Hongkong menguat sebesar 0,02%, dan rupee India menguat sebesar 0,04%.

Josua melanjutkan, kekuatan lain yang menyokong rupiah adalah keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6% yang ditetapkan Kamis (21/2) kemarin. Dirinya melihat kebijakan tersebut merupakan cara BI menjaga stabilitas rupiah tahun ini.

Ditambah lagi, capital inflow yang masuk ke pasar domestik nilainya sangat tinggi. BI juga menyebutkan aliran modal pada 21 Februari mencapai Rp 45,9 triliun. Angka ini lebih besar dari keseluruhan modal asing pada 2018 yang hanya sebesar Rp 13,9 triliun.

“Pemasukan ini mendorong penguatan dan kestabilan rupiah,” tambah Josua.

Josua berpendapat, pemasukan ini mampu menyokong rupiah untuk tetap stabil pada pekan depan. Rilis data penting yang akan dirilis pekan depan antara lain adalah data penjualan rumah, data GDP yang dirilis pada Kamis mendatang, hingga data continuing jobless claim.

“Selain itu juga kelanjutan dari perundingan perang dagang AS dan China yang juga akan berlangsung pekan depan,” tambah Josua.

Josua melihat rupiah masih dapat bergerak stabil pada pekan depan di kisaran Rp 14.000 per dollar AS-Rp 14. 150 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×