Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kombinasi sentimen positif dari eksternal maupun internal membuat rupiah terjaga dalam tren menguat selama pekan ini.
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat tipis 0,09% ke level Rp 14.058 per dollar AS pada perdagangan Jumat (22/2). Sedangkan dalam satu pekan terakhir, rupiah terapresiasi 0,67%.
Sementara itu, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia untuk hari ini melemah 0,15%. Adapun sepanjang pekan ini, rupiah di BI menguat 0,26%.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, rupiah cukup diuntungkan oleh kemajuan perundingan dagang antara AS dan China. Pekan ini, kedua negara tersebut telah menyepakati nota kesepahaman atau memorandum of understanding yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan sektor jasa, hingga transfer teknologi.
Di samping itu, notulensi rapat FOMC yang mengklarifikasi pernyataan dovish dari The Federal Reserves juga menjadi katalis positif bagi rupiah sepanjang pekan ini.
Tak hanya itu, penguatan rupiah juga didorong oleh hasil data-data ekonomi AS terbaru yang kurang memuaskan. Salah satunya adalah indeks bisnis Federal Reserves Philadelpia yang anjlok 4,1 poin pada Februari.
Dari dalam negeri, keputusan BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6,00% disambut positif oleh para pelaku pasar. “BI terlihat sudah meninggalkan kata hawkish dalam kebijakan moneternya,” kata Ibrahim.
Menurutnya, rupiah masih berpeluang menguat pada pekan depan namun bergantung dari kelanjutan pertemuan antara AS dan China. Selain itu, testimoni dari Ketua The Fed, Jerome Powell, pada tengah pekan mendatang juga bisa mempengaruhi arah rupiah.
Ibrahim memprediksi mata uang Garuda berpotensi bergerak di kisaran Rp 13.970—Rp 14.150 pada pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News