Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
Perdagangan semakin tanpa arah setelah keputusan El Salvador untuk mengadopsi Bitcoin sebagai alat transaksi yang sah lewat penerbitan undang-undang, sempat membawa harga kripto ini menanjak.
Pankaj Balani, CEO Delta Exchange, tidak memperkirakan harga Bitcoin yang kuat terjadi dalam waktu dekat. “Bitcoin sedang dalam fase konsolidasi, dan kami pikir ini bisa berlangsung hingga September,” katanya kepada CoinDesk.
“Sejak mencapai puncak tertinggi pada April, minat institusional (terhadap Bitcoin) berkurang, dan ada kekurangan likuiditas, baik dari korporasi maupun pembeli ritel,” ujar dia.
Baca Juga: Harga Bitcoin turun, tertekan langkah regulator Inggris yang bidik Binance
Menurut Balani, kripto tetap rentan terhadap pelemahan apa pun di sisi makro, dan bisa turun ke hurdle-turned-support sebelumnya di US$ 19.666 pada Desember 2017 lalu, jika terjadi penghindaran risiko berbasis luas.
COO dan Co-Founder Stack Funds Matthew Dibb mengatakan, struktur pasar Bitcoin saat ini sama sekali berbeda dengan yang terjadi pada 2013 lalu. Namun, Bitcoin tetap menjadi bull jangka panjang yang hati-hati.
"Dari perspektif analisis teknikal, penurunan kuartal kedua adalah kemunduran," kata Dibb kepada CoinDesk. “Bitcoin masih dalam tahap kemajuan parabola”.
Dan, dia menambahkan, penembusan kisaran harga Bitcoin saat ini bisa membawa reli menuju US$ 85.000 pada Maret 2022.
Selanjutnya: JPMorgan: Harga Bitcoin di kisaran US$ 23.000-US$ 35.000 dalam jangka menengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News