Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya kinerja pasar saham dan obligasi di Juni 2019 membuat dana kelolaan atawa asset under management (AUM) industri reksadana di periode yang sama tumbuh. Namun, justru pertumbuhan AUM reksadana pasar uang yang paling tinggi.
Berdasarkan data Infovesta Utama, per Juni 2019, AUM tumbuh Rp 4,9 triliun secara bulanan menjadi Rp 493,06 triliun. Data tersebut tidak termasuk AUM reksadana denominasi dollar dan penyertaan terbatas.
Baca Juga: Bareksa luncurkan platform investasi reksadana untuk tujuan umrah
Head of Investment Research Infovesta, Wawan Hendrayana, menilai, pertumbuhan AUM tersebut relatif cukup tinggi karena ditopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang rebound dan pasar obligasi meneriman sentimen positif dari munculnya ekspektasi penurunan suku bunga.
Meski pasar saham dan obligasi membaik, bukan reksadana saham maupun reksadana yang beraset obligasi yang menyumbang pertumbuhan AUM terbesar, melainkan justru reksadana pasar uang yang menyumbang paling banyak pada pertumbuhan AUM. Tercatat, dana kelolaan reksadana pasar uang tumbuh Rp 2,2 triliun secara bulanan menjadi Rp 57,22 triliun.
Baca Juga: Reksadana pendapatan tetap unggul dengan kenaikan 5,34%
Kondisi ini bertolak belakang pada data AUM per Mei 2019 dimana AUM reksadana pasar uang berkurang Rp 3,2 triliun. Wawan memandang AUM reksadana pasar uang di Mei berkurang dalam karena ada kebutuhan dana untuk merayakan Lebaran.
Namun, kini reksadana pasar uang kembali menarik dana menganggur dari investor. "Reksadana pasar uang kembali diminati karena return relatif lebih tinggi dari deposito dan likuiditas setara tabungan, sehingga investor mulai kembali memasukkan dana nganggur ke reksadana pasar uang," kata Wawan.
Baca Juga: Kinerja reksadana saham turun 1,41% di semester pertama 2019
Senada, Rudiyanto Direktur Panin Asset Management juga mengatakan kenaikan AUM reksadana pasar uang di bulan lalu karena kebetulan saja investor sedang banyak memarkirkan dana di reksadana tersebut.
"Biasanya dalam jangka pendek investor akan menarik dana dari reksadana pasar uang kembali, di Panin AM sendiri AUM reksadana pasar uang sering keluar masuk dalam jumlah besar dan tempo yang singkat," kata Rudiyanto.
Sebaliknya, pertumbuhan AUM reksadana saham justru paling minim dibandingkan reksadana jenis lainnya. Tercatat, AUM reksadana saham tumbuh Rp 179 miliar secara bulanan menjadi Rp 148,2 triliun.
Baca Juga: Pasar saham bisa rebound, simak racikan portofolio investasi di semester II
Sementara, pertumbuhan AUM reksadana campuran masih lebih besar, yaitu naik Rp 1,87 triliun menjadi Rp 29,9 triliun. Begitu pun pertumbuhan AUM reksadana pendapatan tetap masih lebih tinggi, dengan tumbuh Rp 1,06 triliun menjadi Rp 106,47 triliun.
Sekedar informasi, dana kelolaan reksadana pasar uang tumbuh paling tinggi, sebesar Rp 2,2 triliun secara bulanan menjadi Rp 57,22 triliun. Sementara, AUM reksadana saham tumbuh Rp 179 miliar secara bulanan menjadi Rp 148,2 triliun.
Sementara, pertumbuhan AUM reksadana campuran masih lebih besar, yaitu naik Rp 1,87 triliun menjadi Rp 29,9 triliun. Begitu pun pertumbuhan AUM reksadana pendapatan tetap masih lebih tinggi, dengan tumbuh Rp 1,06 triliun menjadi Rp 106,47 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News