kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja reksadana saham turun 1,41% di semester pertama 2019


Senin, 01 Juli 2019 / 19:43 WIB
Kinerja reksadana saham turun 1,41% di semester pertama 2019


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspektasi penurunan suku bunga yang langsung disambut positif pasar obligasi tak terjadi di pasar saham. Tren penurunan yield tidak berdampak langsung pada pasar saham, sehingga hingga semester I-2019 rata-rata kinerja reksadana saham masih negatif.

Berdasarkan data Infovesta Utama per 28 Juni 2019, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index tumbuh 5,34% sejak awal tahun. Pertumbuhan tersebut menjadi yang paling tinggi mengalahi kinerja rata-rata jenis reksadana lain. 

Tercatat, Infovesta Balanced Fund Index yang mencerminkan kinerja rata-rata reksadana campuran di periode yang sama tumbuh 3,70%. Sedangkan, Infovesta Money Market Fund Index yang menggambarkan kinerja rata-rata reksadana pasar uang tumbuh 2,37% di periode yang sama. 

Sementara, Infovesta Equity Fund Index yang menggambarkan kinerja rata-rata reksadana saham masih terkoreksi 1,41%. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 2,65% pada semester pertama 2019.

Namun, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan efek penurunan yield SUN, Farash proyeksikan akan menyebabkan valuasi saham juga terlihat murah. "Valuasi saham saat ini hanya diskon 0,5% dari historical PER," kata Farash. 

Jika suku bunga AS, Fed Fund Rate turun dan Bank Indonesia mengikuti penurunan tersebut, Farash memproyeksikan return reksadana pendapatan tetap dan saham bisa berkinerja positif di tahun ini. 

Namun, sentimen negatif yang masih harus diwaspadai adalah depresiasi rupiah di luar ekspektasi karena ada tekanan dari kenaikan harga minyak mentah. 

Ke depan bila kondisi rupiah dan aliran asing stabil, Farash memproyeksikan kinerja pasar saham akan terdorong karena pertumbuhan laba perusahaan dan diharapkan bisa tumbuh sekitar 10% di tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×