kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Reksadana Pasar Uang Bakal Mengkilap


Senin, 26 April 2010 / 06:33 WIB
Reksadana Pasar Uang Bakal Mengkilap


Reporter: Ade Jun Firdaus | Editor: Test Test

JAKARTA. Pamor reksadana pasar uang terus berkembang. Pada kuartal I 2010, dana kelolaan reksadana pasar uang tumbuh sekitar 50% menjadi Rp 7,8 triliun dibanding posisi akhir Desember 2009 yang sebesar Rp 5,2 triliun. Reksadana pasar uang kerap menjadi tempat parkir sementara dana dari pasar modal.

Menurut Abiprayadi Riyanto, Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), fluktuasi tinggi yang menyelimuti pasar saham akibat ketidakpastian ekonomi global menjadi motor kinerja reksadana pasar uang. "Reksadana ini memang kerap dijadikan tempat investasi sementara selama menungggu opportunity di pasar saham," ujarnya, Jumat (23/4) lalu.

Tingkat suku bunga perbankan yang masih terjaga di level rendah semakin menambah daya tarik reksadana ini. Pasalnya, reksadana pasar uang bisa mendatangkan keuntungan lebih besar ketimbang bunga deposito.

Abiprayadi bilang, profil investor reksadana di Indonesia yang cenderung konservatif kebanyakan lebih nyaman berinvestasi di reksadana pasar uang. Maklum, instrumen ini memiliki tingkat likuiditas tinggi lantaran bisa ditarik setiap saat. Kondisi inilah yang membuat reksadana pasar uang tetap diminati investor.

"Pasar uang memang tumbuh stabil tiap tahunnya, karena punya pasar tersendiri," imbuh Analis PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana. Selain investor korporasi, para manajer investasi (MI) pun banyak memanfaatkan instrumen ini sebagai wadah penyimpanan dana menganggurnya seusai merealisasikan keuntungan di pasar saham.

Meski begitu, dia memperkirakan reksadana pasar uang bakal kurang menarik ketika inflasi tahun ini mencapai di atas 5% dan suku bunga acuan Bank Indonesia tetap di level 6,5%. Alhasil, imbal hasil yang bisa diperoleh dari reksadana pasar uang hanya berkisar 8%-9%. "Kecuali, aset dasarnya lebih banyak di obligasi, mungkin return-nya bisa di atas 9%," ujar Wawan.

Selain reksadana pasar uang, Abiprayadi meramal, kinerja reksadana terproteksi juga masih tumbuh tahun ini. Pemberlakuan pajak penuh pada tahun 2013, membuat MI bakal terus menelurkan reksadana terproteksi. Hingga Maret 2010, dana kelolaan reksadana terproteksi mencapai Rp 33,17 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×