kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saham mid cap jadi kunci pertumbuhan NAB reksadana


Rabu, 11 Maret 2015 / 20:33 WIB
Saham mid cap jadi kunci pertumbuhan NAB reksadana
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), emiten produsen beras berkualitas merek Topi Koki & HOKI melakukan penandatanganan MoU pembentukan usaha bersama (joint venture) bersama PT Gita untuk membangun pabrik beras sehat.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA.  Saham berkapitalisasi menengah (mid cap) bisa menjadi kunci utama pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana saham. Tak heran sejumlah manajer investasi (MI) membuat strategi portfolio produk reksadana saham yang khusus menempatkan porsi saham mid cap relatif besar.

PT MNC Asset Management punya produk yang menerapkan strategi tersebut, yakni MNC Dana Ekuitas. Equity Fund Manager MNC Asset Management Dwianto Oktory mengatakan porsi saham mid cap pada produk ini antara 20% hingga 30% dari dana kelolaan.

“Kebijakannya berinvestasi pada saham big cap dan mid cap. Saham big cap sekitar 50% hingga 60%,” ujar Dwianto. Terlebih porsi efek saham pada produk ini terbilang agresif di atas 90% lebih dari dana kelolaan.

Sedangkan sektor saham yang dipilih berdasarkan kondisi pasar yang bersifat relatif. Porsi mid cap dan big cap tadi bisa masuk ke sektor mana pun. MNC-AM juga akan mengevaluasi pemilihan sektor setiap 3 bulan sekali. Menurut Dwianto sejak awal tahun ini MNC Dana Ekuitas mayoritas diisi oleh sektor terbaik yakni sektor perdagangan dan jasa.

“Kami melihat tema besarnya masih sama yaitu pembangunan nasional. Saham sektor perdagangan dan jasa punya ke aras situ, dan juga fundamental mereka masih cukup baik. Pada 2015 ini market mover-nya sektor itu. Kita overweight di situ,” ujar Dwianto.

Ia mengatakan tema tersebut sebetulnya tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Hanya, pada tahun lalu tema tersebut baik untuk sektor konstruksi. Kini MNC-AM melihat masih ada kesempatan pada sektor perdagangan dan jasa setidaknya pada kuartal I-2015 ini. Ia mencontohkan sejumlah aset dasar efek saham produk ini seperti JSMR, TLKM dan BBRI.

Dengan strategi tersebut, mengutip data IPOTFUND, MNC Dana Ekuitas merupakan reksadana saham dengan imbal hasil (return) tertinggi dalam periode akhir tahun 2014 hingga 10 Maret 2015.

Sejak terbit pada 19 Juni 2008, MNC Dana Ekuitas telah memberi imbal hasil hingga 293,89% dengan NAB per Unit Penyertaan sebesar Rp 3.938,86. Adapun Dwianto menargetkan kinerja MNC Dana Ekuitas bisa konsisten di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) antara 5% hingga 10%. Adapun per akhir Februari 2015 total dana kelolaan produk ini sebesar Rp 391 miliar.

Investor dibebankan biaya pembelian sebesar 2%, penjualan kembali 0% jika di atas 6 bulan dan maksimum 2% di bawah 6 bulan. Mengutip prospektus MNC Dana Ekuitas, minimum investasi awal dan selanjutnya pada produk ini sebesar Rp 1 juta.

Analis Infovesta Utama, Edbert Suryajaya mengatakan porsi saham-saham mid cap hingga 30% bisa dibilang cukup tinggi. Ia mengatakan hal yang harus diketahui investor pada produk ini adalah bahwa saham-saham mid cap dikenal dengan tingkat volatilitas yang tinggi.

“Sehingga ada potensi return tinggi. Tapi juga resikonya menjadi besar. Investor harus menyadari betul resiko itu,” paparnya. Ia mengatakan untuk mereduksi risiko tersebut, MNC-AM bisa mengandalkan proses rotasi sektor setiap 3 bulan sekali yang kini sudah dilakukan.

Tujuannya agar aset dasar mid cap yang berpotensi koreksi bisa segera dilepas dan digantikan dengan saham mid cap yang masih punya potensi naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×