Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas global dan logam mulia dalam negeri bergerak di level tertinggi. Kondisi ini bisa memoles prospek kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada tahun 2025.
Harga komoditas emas global mencetak rekor dengan bergerak di area US$ 2.930 per ons troi. Sementara harga logam mulia Aneka Tambang (Antam) berada di posisi Rp 1.707.000 per gram pada perdagangan Jumat (21/2).
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie optimistis kenaikan harga emas akan berdampak positif dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja bisnis dan keuangan emiten ANTM. "Kinerja yang baik dalam penjualan emas menunjukkan emas memiliki potensi untuk terus mendukung pertumbuhan keuangan Antam," ungkap Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/2).
Baca Juga: Harga Si Kuning Terus Meningkat, Kinerja Emiten Emas Berpotensi Makin Bernas
Faisal melihat minat masyarakat terhadap investasi emas sebagai instrumen yang aman (safe haven) masih terus meningkat. Saat ini, ada beberapa jenis pecahan logam mulia yang sangat diminati oleh pasar. Produk emas Antam dengan permintaan tinggi adalah pecahan 10 gram, 5 gram dan 1 gram.
Guna menjaga ketersediaan stok produk logam mulia, Antam terus mengoptimalkan produksi di Pabrik Pengolahan dan Pemurnian yang dikelola oleh Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia. Secara bersamaan, Antam juga memperkuat strategi pengadaan bahan baku emas, baik dari tambang emas kami di Pongkor maupun melalui kerjasama dengan pihak ketiga.
Termasuk dengan sesama anggota holding tambang industri pertambangan BUMN, MIND ID, yakni PT Freeport Indonesia (PTFI). Dengan langkah-langkah ini, kami berupaya memastikan produk logam mulia dapat tersedia secara konsisten di pasar dan jaringan Butik Emas Logam Mulia yang kami miliki," kata Faisal.
Baca Juga: Rekor Harga Emas, Analis Rekomendasi Beli Saham Emiten Emas Ini, Ada yang Blue Chip!
ANTM telah menerima pengiriman tahap pertama dari PTFI sebagai bagian dari komitmen bersama untuk penyediaan bahan baku emas bagi produk logam mulia Antam. Adapun, pengiriman perdana emas batangan dari fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) Smelter PTFI ke fasilitas Antam di Pulogadung Jakarta telah dilakukan pada Rabu (12/2) pekan lalu.
Jumlah pengiriman perdana ini sebanyak 125 kilogram (kg), senilai Rp 207 miliar dengan kadar kemurnian 99,99%. "Pengiriman emas batangan perdana PTFI ke Antam merupakan langkah penting dalam upaya hilirisasi emas di Indonesia," kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam rilis yang disiarkan Kamis (13/2).
Sebelumnya, pada November 2024 lalu, Antam dan PTFI telah melakukan penandatanganan kerja sama jual beli emas dengan kadar kemurnian 99,99%. Estimasi pembelian emas oleh Antam dari PTFI ini mencapai 30 ton per tahun.
Sekadar mengingatkan, penjualan emas ANTM pada tahun 2024 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah Antam. ANTM mencapai volume penjualan emas sebanyak 43.776 kg (1,40 juta ons troi), tumbuh 67,53% dibandingkan penjualan emas pada 2023, yang kala itu 26.129 kg (840.067 ons troi).
Rekomendasi Saham
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan memperkirakan penguatan harga emas bakal menjadi katalis positif bagi ANTM, mengingat emas merupakan kontributor terbesar terhadap pendapatan. Namun, Rizkia mengingatkan bisnis ANTM bukan hanya pada komoditas emas.
ANTM juga memiliki eksposur yang besar pada komoditas nikel dan bauksit. Dus, prospek kinerja ANTM pada tahun 2025 bergantung pada tiga faktor. Meliputi sinergi emas dengan Freeport Indonesia, efektivitas strategi hilirisasi nikel, serta eksekusi proyek bauksit.
"Margin emas yang lebih baik bisa menjadi katalis utama untuk perbaikan kinerja, sementara volatilitas harga nikel tetap menjadi risiko," kata Rizkia kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly mengamini tren bullish harga emas dan sinergi dengan PTFI akan membawa katalis positif untuk mendongkrak kinerja ANTM. Namun, berbeda dari emas, bisnis komoditas nikel pada 2025 masih menantang.
Pasar nikel masih mengalami kelebihan pasokan (oversupply). Rizal memproyeksikan harga komoditas nikel tahun ini akan melandai ke level US$ 15.000 - US$ 16.000 dibandingkan rata-rata harga US$ 17.052 per ton pada 2024. "Kondisi ini bisa membebani kinerja ANTM," ungkap Rizal.
Meski begitu, ada harapan dari komoditas bauksit. Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah dijadwalkan beroperasi komersial pada semester I-2025 bisa menjadi katalis pertumbuhan ANTM ke depan.
"Secara keseluruhan, prospek ANTM tetap positif, didukung oleh kenaikan permintaan emas, efisiensi biaya nikel, serta diversifikasi proyek refinery alumina," imbuh Rizal.
Research Analyst Verdhana Sekuritas Indonesia Michael Wildon dan Edward Prima dalam riset yang dirilis 19 Februari 2025 mengerek estimasi laba ANTM pada 2025-2026 sebesar 17%-25%. Ekspektasi ini mempertimbangkan potensi kenaikan penjualan emas di tengah lonjakan harga, pertumbuhan penjualan bijih nikel, serta kenaikan signifikan dari kontribusi bauksit.
Michael dan Edward pun mempertahankan rekomendasi buy saham ANTM, dengan mengerek naik target harga dai Rp 1.900 menjadi Rp 2.100 per saham. Sementara itu, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany memberikan catatan bahwa pergerakan harga saham seringkali tidak sejalan dengan kinerja emiten.
"Sebab transaksi saham dipengaruhi oleh supply-demand pasar, sementara tidak semua pelaku pasar memiliki point of view sebagai seorang investor yang concern cukup besar terhadap kinerja perusahaan," kata Indry.
Sebagai informasi, harga ANTM merosot 3,86% ke posisi Rp 1.620 per saham pada Jumat (21/2). Indri menduga penurunan harga ANTM karena sebagian pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah rally dalam dua pekan terakhir.
Research Analyst Stocknow Emil Fajrizki turut memperkirakan penurunan harga ANTM akibat aksi profit taking di tengah volatilitas pasar saham. Emil melihat akumulasi dari investor lokal maupun asing pada saham ANTM masih cukup konsisten.
Dengan harga emas yang masih di level tinggi, Emil menilai posisi ANTM saat ini cocok untuk strategi buy on weakness pada area Rp 1.600 - Rp 1.630 untuk target harga Rp 1.800. Sementara Indri menyarankan buy on pullback ANTM pada area Rp 1.565 - Rp 1.600 untuk target Rp 1.700 dan stoploss di Rp 1.525.
Junior Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya menyarankan trading buy saham ANTM dengan mencermati support Rp 1.535. Target jangka panjang berpotensi menuju level harga Rp 2.000 per saham.
Rizal merekomendasikan buy saham ANTM untuk target harga Rp 1.700. Sementara Rizkia mempertimbangkan target harga Rp 1.900 per saham untuk Antam.
Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Catat Rekor Tertinggi Penjualan Emas pada 2024 Hingga 43.776 kg
Selanjutnya: PHK Kian Merebak, Kepatuhan Formal Wajib Pajak di 2024 Berpotensi Menurun
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat sampai 3 Maret, Mi Telur Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News