Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi emiten grup Bakrie di tahun 2019 ini diprediksi masih akan melawati jalur yang cukup berat. Pasalnya, mayoritas emiten grup Bakrie masih mengandalkan produk komoditas sebagai penggerak usaha.
Sebut saja PT Bumi Resources Tbk (BUMI, anggota indeks Kompas100 ini), emiten ini masih mengandalkan penjualan batubara sebagai sumber pendapatan. PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) yang juga bergantung kepada CPO.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) pun masih mengandalkan produk komoditas.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, emiten grup Bakrie akan sulit dan penuh tantangan di sepanjang tahun 2019 ini. Menurutnya, seperti harga minyak yang naik belum akan serta merta mengangkat saham-saham komoditas minyak.
“Batubara tahun ini kurang menarik. Terlihat dari emiten besar juga lajunya tertahan naik. Karena jika hanya mengandalkan sentimen komoditas kelihatannya kurang akan menolong,” ujar William kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).
Mengutip Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif April 2019 pada Kamis (28/3) lalu berada di level terlemahnya yakni US$ 87,20 per metrik ton.
Angka ini anjlok 2,51% dari harga sebelumnya US$ 89,45 per metrik ton. Bahkan sepekan harga batubara turun 2,29%.
Selain itu, data Bloomberg mencatat, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2019 di Malaysia Derivative Exchange pada Jumat (29/3) lalu berada di level RM 2.106 per metrik ton.
Angka ini turun sebanyak 0,66% dari harga CPO sebelumnya RM 2.120 per metrik ton. Bahkan sepekan harga anjlok 2,81%.
Pihaknya sendiri masih merekomendasikan wait and see untuk saham-saham emiten grup Bakrie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News