kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Pendapatan Bumi Resources Minerals (BRMS) merosot 76% tahun lalu


Selasa, 26 Maret 2019 / 21:00 WIB
Pendapatan Bumi Resources Minerals (BRMS) merosot 76% tahun lalu


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membukukan penurunan penjualan dan pendapatan usaha sebanyak 76,36% atau menjadi US$ 1,18 juta di akhir 2018 dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 5 juta.

Beban usaha yang jauh lebih tinggi, yakni sebesar US$ 6,03 juta jika dibandingkan dengan pendapatan menyebabkan BRMS mencatat rugi usaha US$ 4,84 juta. Kinerja emiten tambang ini tertolong oleh laba selisih kurs yang mencapai US$ 306.724, serta biaya keuangan yang sudah tidak ada.  Beban bunga dan keuangan BRMS pun turun menjadi US$ 44.798 dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 9,59 juta.

Selain itu, BRMS tidak lagi mencatat penurunan nilai aset yang pada tahun 2017 mencapai US$ 127,94 juta. Tapi, emiten Grup Bakrie ini mencatat kerugian pelepasan investasi sebesar US$ 92,44 juta. Kedua pos ini berasal dari penjualan aset Dairi Prima Mineral.

Pada akhir 2018, emiten ini mencatat rugi bersih US$ 103,50 juta. Kerugian ini menurun 55,58% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang masih rugi US$ 232,99 juta.

Total aset BRMS turun 20,29% menjadi US$ 690,76 juta. Perubahan aset tampak pada hilangnya kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sebesar US$ 393,19 juta yang sebelumnya tercatat pada 2017, serta adanya investasi pada ventura bersama senilai US$ 191,21 juta pada tahun ini.

Kedua pos ini adalah akibat dari penjualan saham Dairi Prima Mineral. BRMS menjual 51% saham Dairi Prima Mineral. Pada akhir 2018, kepemilikan BRMS pada perusahaan pertambangan timah dan seng ini sebesar 49%.

Pada akhir 2018, BRMS mencatat defisit ekuitas sebesar US$ 796,46 juta, meningkat dari tahun sebelumnya US$ 693,68 juta. Ekuitas bersih BRMS mencapai US$ 518,95 juta, turun dari US$ 564,31 juta.

Direktur dan Investor Relations BRMS Herwin W Hidayat optimistis, ke depan kinerja perusahaan itu akan lebih baik. Dilihat dari berbagai rangkaian dan target yang disiapkan emiten itu untuk beberapa tahun ke depan.

"Target BRMS di kuartal IV 2019 adalah untuk mulai produksi emas dari Palu (Sulawesi) sebesar 100.000 ton per tahun," kata Herwin kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).

Ke depannya, BRMS menargetkan peningkatan produksi emas di Palu menjadi 180.000 ton pada 2020, dengan umur tambang selama 7 tahun. Sedangkan di 2021, rencananya BRMS akan mulai produksi bijih seng dan timah hitam dari Dairi (Sumatra) sebesar 250.000 ton dan akan meningkat menjadi 500.000 ton di 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×