Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) akhirnya mendapatkan kontraktor baru untuk proyek engineering, procurement and construction (EPC) pabrik amoniak, yakni PT Rekayasa Industri (Rekind). Kontraktor baru ini menggantikan kontraktor lama asal Jepang, Toyo Engineering Corporation dan PT Inti Karya Persada Teknik (IKPT).
Pembangunan pabrik amoniak dilakukan oleh anak usaha ESSA, PT Panca Amara Utama. Kontrak EPC ini menandai tonggak final bagi Panca Amara untuk memulai konstruksi pabrik setelah memperoleh persetujuan para krediturnya untuk biaya proyek sebesar US$ 830 juta pada pekan lalu. Panca Amara juga telah menandatangani Perjanjian Lisensi teknologi dengan Kellog Brown & Root (KBR) asal Amerika di awal pekan ini.
Pekerjaan EPC tersebut akan dilakukan secara turnkey, yakni tanggung jawab desain, dan performa pabrik pasca pembangunan ada pada kontraktor. Pekerjaan tersebut mencakup jasa EPC dan jasa commissioning dari pabrik Amoniak berskala dunia dengan kapasitas desain 2.090 ton per hari, di Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Adapun jadwal penyelesaian proyek tersebut adalah 28 bulan.
Pabrik ini dirancang menggunakan KBR reforming exchange system dan purifier technology yang pertama diterapkan di Asia. "Kami sangat bangga menjadi pabrik pertama yang menerapkan teknologi terdepan, tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia. Proyek ini diharapkan mampu menjadi katalis untuk pertumbuhan Indonesia," ungkap Vinod Laroya, Direktur Eksekutif Panca Amara dalam keterangan resminya.
Dengan menggunakan sumber gas alam dari lapangan Senoro - Toili yang dioperasikan oleh JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi, pabrik amoniak Panca Amara akan menghasilkan amoniak 700.000 ton per tahun. Amoniak yang diproduksi oleh Panca Amara Utama ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Baru sisanya akan diekspor ke luar negeri.
Pembiayaan untuk proyek tersebut dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC), dengan didukung 7 bank internasional yakni UOB, ANZ, OCBC, KDB, HSBC, Standard Chartered, dan SMBC. Proyek ini turut mendukung kebijakan pemerintah untuk memaksimalkan utilisasi domestik dan penambahan nilai dari gas alam. Panca Amara merupakan perusahaan yang 60% sahamnya dimiliki oleh ESSA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News