kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

ESSA tambah tenaga di pabrik amonia


Jumat, 05 Desember 2014 / 15:54 WIB
ESSA tambah tenaga di pabrik amonia
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan emas di Kantor Pusat Galeri 24 Pegadaian, Jalan Salemba Raya, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencari dana untuk mengembangkan anak usahanya. Emiten yang bergerak di bidang industri pemurnian dan pengolahan gas alam ini akan menerbitkan convertible bonds senilai US$ 35 juta. Nantinya, sebagian dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membiayai penyertaan modal ke anak usaha PT Panca Amara Utama.

Panca Amara Utama merupakan perusahaan pengoperasian pabrik amonia. ESSA memiliki 59,98% saham di situ. Senilai 10% dimiliki langsung dan 49,98% secara tidak langsung melalui PT Sepchem yang juga anak usaha ESSA.

ESSA telah mengempit 10% Panca Amara Utama sejak Juni 2011. Namun hingga kini, perusahaan tersebut belum beroperasi. Pada akhir September, asetnya yakni US$ 44,04 juta.

"Sejalan dengan rencana perseroan mengmbangkan Panca Amara Utama, perseroan membutuhkan pendanaan," ucap Direktur Utama ESSA Garibaldi Thohir, dalam keterbukaan informasi, Jumat, (5/12).

Ia menjelaskan bahwa perusahaan ingin mengembangkan anak usahanya. Nah, Panca Amara Utama ini menjalani bisnis industri yang terdiri dari produksi, perdagangan dan ekstraksi bahan petrokimia, kimia, minyak pelumas, serta gas dan gas alam cair.

Nantinya, Panca Amara Utama akan mengembangkan proyek pembangunan, kepemilikan dan operasional untuk suatu pabrik yang akan memproduksi 660.000 TPA amonia di Kecamatan Banggai, Sulawesi Tengah. Pabrik tersebut memanfaatkan 55 MMSCFD gas dari ladang Senoro-Toili.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×