kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rapor sementara emiten grup besar


Sabtu, 03 Mei 2014 / 06:29 WIB
Rapor sementara emiten grup besar
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Kinerja emiten konglomerasi bisnis masih menggeliat di awal tahun ini. Umumnya, emiten-emiten yang tergabung dalam grup bisnis besar mencetak pertumbuhan laba bersih.

Paling mencolok adalah emiten milik Grup Bakrie. Ambil contoh, laba PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang melambung hingga 15.062% menjadi Rp 665,05 miliar pada kuartal I 2014.

Pun PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Bakrie Sumatra Plantations yang di kuartal I 2013 merugi, di periode sama tahun ini masing-masing mencetak laba Rp 210,73 miliar dan Rp 296,89 miliar.

Kinerja emiten Grup Salim  juga tak kalah mentereng. Laba PT Indofood Sukses Makmur Tbk, selaku holding emiten Grup Salim, mampu membukukan kenaikan laba bersih 90,13% menjadi Rp 1,37 triliun di kuartal pertama tahun ini.

Analis First Asia Capital David N Sutyanto menilai, kinerja BNBR memang mengejutkan. Bisa jadi, restrukturisasi utang yang dilakukan BNBR membuahkan hasil.

Cuma, ia mengingatkan bahwa ini baru kuartal I. Bisa saja, ada beberapa biaya yang digeser ke kuartal berikutnya. "Jadi belum tentu kinerja di kuartal II akan sama," ujar dia.

Akhmad Nurcahyadi, Kepala Riset Recapital Securities mengatakan, kinerja INDF yang positif didukung dari diversifikasi produk. Menurut dia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) masih menjadi denyut nadi bisnis INDF.

Namun, yang tak kalah potensial adalah dari bisnis sayuran yang digarap Minzhong. "Pertumbuhan dari bisnis baru ini ternyata memang cukup besar kontribusinya," ujar dia.

Akhmad menambahkan, kinerja INDF masih bakal bergantung harga raw material dan nilai tukar. Tapi, ia yakin, di akhir tahun kinerja INDF masih akan positif.  Reza Nugraha, analis MNC Securities memperkirakan,  kinerja INDF bisa tumbuh 23%-25% tahun ini.

Berbeda grup lain, kinerja emiten Grup Astra, Grup Lippo dan Grup MNC tidak begitu mencolok. Grup Astra tertolong dari kinerja anak usaha di bidang perkebunan yakni PT Astra Agro Lestari Tbk dan  kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) yang merangkak naik.

Tapi kinerja beberapa anak usaha  ASII lain cenderung mendatar. Tak heran, laba sang indeuk yakni, PT Astra International Tbk (ASII) hanya tumbuh single digit.

Kinerja induk Grup MNC, PT MNC Investama Tbk (BHIT) malah stagnan. Laba bersih emiten ini cuma tumbuh 0,78% menjadi Rp 385,43 miliar di kuartal I 2014.

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya bilang, sejak tahun lalu, emiten Grup MNC gencar melakukan akuisisi. Padahal, aksi korporasi itu memakan biaya. Tak heran, bila kinerja emiten Grup MNC tumbuh tipis.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×